Mohon tunggu...
Khasbi
Khasbi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Cerita Kehidupan

Mahasiswa IAINU Kebumen. Suka membaca, menulis dan diskusi. Penyuka wacana kritis yang progresif-revolusioner. Aktif di organisasi PMII dan juga salah satu penggagas Institut Literasi Indonesia (ILI).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Islamisasi Politik Prof. Dr. Kuntowijoyo

1 Agustus 2019   00:10 Diperbarui: 1 Agustus 2019   00:20 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Muhammad Khasbi M.

Politik bukan jadi barang baru bagi umat Islam. Semenjak merdeka, kontestasi umat Islam dalam perpolitikan Indonesia tak bisa terbantahkan. Bahkan, sebelum Indonesia merdeka, umat Islam telah melakukan kegiatan politik dengan mendirikan kongsi-kongsi saudagar (perdagangan).

Lebih menarik lagi, jika politik kemudian diidentikan dengan partai sebagai instrumen penting dalam kegiatannya. Maka, umat Islam juga tak bisa ketinggalan untuk disebut di situ. Sebut saja, Partai Masyumi yang terkenal dengan partai Islam terbesar kala itu.

 

Puzzle Islamisasi Politik Prof. Dr. Kuntowijoyo 

Dengan pengetahuan yang sudah terbangun soal dinamika politik dan umat Islam, membaca buku Identitas Politik Umat Islam karya Prof. Dr. Kuntowijoyo dapat melengkapi puzzle-puzzle pengetahuan yang masih bolong.

Menarik membaca karya dari Prof. Dr. Kuntowijoyo ini. Dia punya pandangan yang sama sekali baru terhadap kondisi umat Islam kala itu. Ia menyatakan bahwa umat harus sadar. Umat Islam harus mengerti seperangkat pengetahuan tentang politik. Atau dalam bahasa Kuntowijoyo disebut sebagai juklak dan juknis.

Kuntowijoyo kemudian mengingatkan bahwa umat Islam yang dibangun dengan dasar emansipasi, humanisasi, liberalisasi dan transendensi akan mencapai 'civil sociation' (masyarakat madani) yang, dalam bahasanya; "baldatun toyyibatun warrobbun ghofur." Utamanya, ketika ia membahas apa yang seharusnya dilakukan umat islam kala kesadaran akan realitas sudah tercerabut dari alam pikiran.

Kuntowijoyo kemudian memecut umat Islam dengan sebuah kalimat yang luar biasa; bahwa agama selama ini hanya dijadikan simbol, sedang politik adalah realitas yang tak terjamah ruangnya.

Ia kemudian meberondong kesadaran umat dengan berbagai term-term yang, menurut Kuntowijoyo, belum dimiliki (diketahui lebih dalam) oleh umat Islam kontemporer. Di antara yang disinggungnya adalah term (espitemologi) politik, term demokrasi, dan term hubungan agama dengan negara.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun