Mohon tunggu...
Khasbi
Khasbi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Cerita Kehidupan

Mahasiswa IAINU Kebumen. Suka membaca, menulis dan diskusi. Penyuka wacana kritis yang progresif-revolusioner. Aktif di organisasi PMII dan juga salah satu penggagas Institut Literasi Indonesia (ILI).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Esai | Cantik Bekal (Tak) Mendidik

23 Juli 2019   12:24 Diperbarui: 23 Juli 2019   15:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Muhammad Khasbi M.


Senin, 22 Juli 2019. 

Hari Senin biasanya aku disibukkan untuk berangkat kuliah. Hari Senin juga, biasanya aku masih tertidur. Mungkin, di jam-jam 09.00 pagilah aku baru bersiap-siap dan berangkat.

Tapi, lagi-lagi, masalah tidur dan 'baru bangun' tidak bisa diperdebatkan. Tidur adalah kehendak Tuhan.

Hari Senin kali ini berbeda dengan Senin-Senin yang telah lalu. Hari Senin kali ini ada acara 'Pembekalan Pra PPL, KKL, PLP IAINU Kebumen bersama Sari Ayu Martha Tilaar'. Sedangkan Sari Ayu Martha Tilaar adalah sebuah nama brand kosmetik yang sangat terkenal seantero negeri. Dan, penggas dari brand terkenal ini--Martha Tilaar--berasal dari Kota Kebumen. Iya, Kota Kebumen.

Sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Sebuah kota kecil berslogan 'BERIMAN'. Sebuah kota kecil yang sedang menggagas nuansa inklusif--Kota Inklusif. Sebuah kota yang berisi banyak Pondok Pesantren--yang menurut beberapa penelitian ada sekitar 100-an lebih. Sebuah kota yang bisa disebut sebagai 'Kota Santri'. Pokoknya, Kota Kebumen itu Kecil, tapi menyimpan berjuta aktivisme yang luar biasa.

Aku jadi agak penasaran dengan acara kali ini, "Bagaimana bisa Kampus IAINU Kebumen malah menjadikan Sari Martha Tilaar sebagai pemberi bekal untuk PPL, KKL dan PLP pada kesempatan kali ini?" Sedangkan, Kampus IAINU adalah kampus bernuansa Islam.

Jika aku bertanya pada pihak kampus, mungkin akan dijawab bahwa ketidaksincronan kerjasama antara kampus berbasis agama dengan perusahaan kosmetik semacam ini adalah hal biasa. Bahkan sangat biasa!

"Toh, di kampus-kampus lain juga melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan yang tidak sesuai basicnya."

Atau mungkin, jawaban yang lebih ringan namun mendalam akan dilontarkan dari pihak kampus kepada para peserta, "Itu biar kalau ngajar bisa tampil cantik dan tampan. Kalau cantik dan tampan, kan jadi nyaman para muridnya."

Jawaban itu seolah-olah ingin mengatakan bahwa; cantik adalah bekal untuk mendidik.

Sungguh, bagiku, pernyataan itu sangat ambigu dan menyesatkan, termasuk acara pembekalan kali ini. Bagaimana mungkin 'cantik' didefinisikan dengan kulit yang putih, hidung yang mancung dan mata yang lentik? Bagaimana bisa, 'tampan' didefinisikan dengan kulit yang putih, hidung mancung, berkumis tebal? Bagaimana mungkin dan bagaimana bisa cantik dan tampan di definisikan dengan pakem diskriminatif seperti itu? Cantik adalah sesuatu yang sangat abstrak. Cantik dan tampan tak akan pernah bisa dimanipulir oleh manusia. Cantik adalah kehendak mutlak Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun