Mohon tunggu...
Muhammad Khalabi
Muhammad Khalabi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Baca, tulis dan pahami.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Balada Orang-orang Terluka

24 Agustus 2017   07:19 Diperbarui: 24 Agustus 2017   07:42 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bencilah maksiat tapi sayangi pendosanya. Kritiklah pernyataan tapi muliakan penyampainya. Musuh kita penyakit; bukan penderitanya" (Salim A Fillah)

Sedari adam tercipta, iblis tidak senang dengan kehadirannya. Allah amat menyayangi makhluk baru ciptaan-Nya itu, sampai semua penghuni langit di minta bersujud pada nya. Para hamba yang taat pun bersujud, kecuali iblis. Dia menyanggah permintaan Allah karena cemburu dan angkuh merasa yang terdahulu di cipta sebelum adam. Sebagai makhluk senior, iblis tak mau bersujud pada adam sang makhluk junior. Iblis lupa siapa yang menyuruhnya bersujud, iblis tak lagi taat pada tuhan nya. Karena nya Allah mengutuk iblis dan akan menempatkan nya di neraka sebagai hukuman. Makhluk senior ini pun terluka, dia meminta penangguhan dan mendeklarasikan diri untuk mengajak serta anak keturunan adam ke neraka. Allah pun mengizinkan nya.

Beberapa abad setelah nya, sejarah mencatat nama Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai penderita luka berikutnya. Sebelum nya dia adalah orang biasa, bahkan pemuka suku Khozroj yang anggun dan elegan di masa nya. Tidak nampak raut pembangkang karena penampilan nya memang menawan dan memikat hati. Jika dia bicara banyak orang yang percaya dan kagum akan kecakapan nya. Tapi siapa sangka, Abdullah bin Ubay bin Salul adalah orang yang dengan nya Allah turunkan ayat;

"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka adalah sama saja. Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka sebanyak tujuh puluh kali, namun Alloh sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka." (Qs. at-Taubah: 80)

Saat dia meninggal pun, jenazahnya tidak ada yang mau mensholati saat itu. Nyaris tak bisa di kebumikan bila saja Muhammad Rasulullah tidak menyertai jenazahnya. Hingga saat itu Umar bin Khattab sahabat Rasulullah 'gregetan' melihat kemuliaan akhlak Rasulullah dan berkata geram;

"Wahai Rosululloh, apakah engkau akan sholat untuk jenazah musuhmu, yaitu 'Abdulloh ibn Ubay ibn Salul, yang pernah berkata, 'Jika kita kembali ke Madinah, orang mulia pasti akan mengeluarkan orang yang hina!'? ingatlah bahwa dia juga yang memfitnah dan menyebarkan berita dusta tentang 'Aisyah dan keluargamu tercinta! Ingatlah bahwa dia yang menghasut Anshor untuk tak menolong Muhajirin agar mereka pergi! Ingatlah bahwa dia yang mengolok-olok Alloh, Kitab dan Rosul-Nya, serta mendirikan masjid Dhiror! Ingatlah bahwa dia yang membocorkan rahasia kepada musuh dan membelot lari ketika berperang!"

Padahal Muhammad Saw lebih terluka sebenarnya karena Abdullah bin Ubay, tapi akhlaknya lebih mulia dari sekedar mengikuti rasa luka. Muhammad Saw pun menjawab pernyataan Umar sahabatnya;

"Seandainya aku tahu bahwa jika aku memohon ampunan lebih dari tujuh puluh kali untuknya, maka Alloh akan mengampuni 'Abdulloh ibn Ubay, niscaya pasti kulakukan."

Abdullah bin Ubay terluka semasa hidupnya karena kedatangan Rasulullah membuatnya merasa terampas hak kehormatan nya atas kaumnya. Bila saja Rasulullah tak datang membawa cinta dan kemuliaan ajaran Islam, dia akan menjadi penguasa pada masa itu untuk kaum nya. Abdullah bin Ubay terluka dan tak terima, jadilah ia pengkhianat dengan segala kecakapan nya.

Romantisme antara luka dan cinta selalu mengikuti alur sejarah kehidupan manusia. Kedua perasaan itu mengalir dan mengiringi setiap episode hidup yang dijalani. Luka sering nya timbul karena rasa tak terima atas peristiwa yang telah terjadi. Sedangkan cinta lebih sering hadir karena harapan atas kedamaian dan keadilan itu tercipta sebagai nuansa bahagia di jiwa. Hanya saja para pendengki itu, mereka merawat dan mencintai lukanya sendiri. Hingga luka nya mengendalikan nya dan mengalahkan rasa cinta.

Seperti yang akhir-akhir ini terjadi dan marak dibicarakan. Ada penderita luka yang mengumbar aib nya di ranah publik saat suaminya berpoligami. Ada penderita luka yang mengatakan negara Indonesia bukan negara agama. Ada penderita luka yang marah karena warna bendera negaranya salah lalu mereka merusak hak milik orang lain. Ada pula penderita luka yang menista Allah dan Rosul-Nya setelah sebelumnya dia menghamba pada Allah dan mengikuti ajaran Rosul-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun