Mohon tunggu...
Matthew Sitinjak
Matthew Sitinjak Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Menulislahhhh

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Menelusuri Harmoni, Pembelajaran Toleransi di Pesantren Lewat Ekskursi

21 November 2024   21:50 Diperbarui: 22 November 2024   12:01 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duet Kanisius dan Amanah Tasikmalaya (Sumber: Henrikus S)

"Toleransi berarti membuka probabilitas lain dalam berpendapat. Toleransi tak hanya wajib dalam agama tapi dalam semua interaksi sosial, politik dsb."

–  Muhsin Labib

“Amanah-Kanisius! Well, well, well!”

Dengan penuh semangat, kami semua bersorak pada malam pentas seni sebelum perjalanan kami balik ke sekolah kami. Slogan ini menjadi simbol persahabatan antar kami para Kanisian dan para santri serta santriwati Pesantren Amanah Tasikmalaya. 

Ekskursi ke Pesantren Amanah di Tasikmalaya ini dirancang untuk mempererat toleransi dan kebersamaan antarumat beragama. Setelah dua hari penuh aktivitas, saya merasa telah mendapatkan pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam serta pelajaran berharga — pengalaman tanpa gawai, tugas, ataupun beban memikirkan pelajaran.

Jadi Bagaimana Jika Tidak Seperti Biasanya?

Pada hari pertama, saat tiba di pesantren, saya merasa canggung ketika bersalaman dengan pengurus OSIS mereka. Ada rasa keraguan karena takut membuat kesalahan kecil yang mungkin dianggap tidak sopan di mata mereka. Namun, setelah mendengarkan ceramah dari salah satu perwakilan pesantren, rasa khawatir saya dikit demi sedikit memudar. Pesan mereka untuk bersikap sewajarnya membuat saya lebih legah untuk berinteraksi.

Siang itu, saya menghabiskan waktu bersama teman-teman baru untuk berkeliling pesantren dan mencoba berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Dari sekian banyak aktivitas yang ditawarkan, saya tertarik mencoba panahan. Meski belum mahir, saya merasa senang karena semua orang di sana sangat mendukung. Tidak ada rasa takut dihakimi dan suasana penuh semangat itu membuat saya merasa diterima dengan hangat.

Pemandangan yang Sungguh Indah

Hari kedua dimulai dengan sedikit kepanikan karena saya bangun terlambat, sementara para santri sudah memulai kegiatan pagi mereka. Namun, semangat kami tetap terjaga karena ada rencana mendaki Gunung Galunggung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun