Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Realisasi Takwa Dalam Kehidupan

16 Desember 2022   07:59 Diperbarui: 16 Desember 2022   08:25 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligrafi. Dokumen Pribadi. 

Puji syukur kita panjatkan ke dalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala, atas segala nikmat dan karunianya. Sehingga kita dapat merasakan kebahagiaan dan menyelami keimanan ini untuk berbakti kepada-Nya baik melalui ibadah langsung seperti ibadah mahdhoh salat puasa zakat Haji maupun dengan melalui ibadah ghairu mahdhah yaitu segala perilaku dan perbuatan yang baik yang dilandasi dengan kesungguhan hati untuk mengerti dan mengagungkan kebesaran Allah SWT

Sholawat dan salam kita memohonkan untuk Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa ajaran Islam sebagai pencerahan bagi kehidupan, menyempurnakan akhlak dan budi pekerti manusia,  semoga kesejahteraan dan nikmat terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, tabiin, tapi tabiin dan seluruh umat manusia. 

Marilah kita tingkatkan iman dan takwa di manapun kita berada baik dalam keadaan lapang maupun dikala duka dan sempit, konsistensi serta keistiqomahan kita dalam memegang takwa dalam seluruh kehidupan adalah merupakan Kunci keberhasilan hidup dan merupakan tujuan serta tugas hidup manusia. 

Ketakwaan akan menjelma menjadi keberhasilan, kalau ketakwaan terkandung etos ideal profil diri manusia, di dalamnya adalah manifestasi keteladanan sifat-sifat Agung Allah SWT dan sifat-sifat pribadi mulia Rasulullah Muhammad SAW yang telah terbukti dalam lintasan sejarah kehidupan manusia. Sebagaimana dituturkan oleh Michael H Hart yang mengarang buku The One Hundred rangking of The Most Influence Person In History (1978). Dan yang dialihbahasakan oleh Mahbub Junaedi dengan judul 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah 

Ketaatan kaum muslimin terhadap ajaran Islam merupakan manifestasi ketakwaan dari dirinya. Semakin tinggi derajat takwa seseorang, maka semakin giat orang itu dalam bekerja, berbakti dan beramal saleh  secara nyata di tengah masyarakat. Sebaliknya ketakwaan yang tinggi tanpa dibarengi dengan perilaku keimanan dan amal saleh sosial yang nyata belum mencerminkan kualitas takwa yang paripurna.

Sangat jelas firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 2 sampai 5 bahwa orang yang bertaqwa adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib mendirikan salat serta menafkahkan sebagian rezekinya, beriman kepada hari akhir. Jadi ketakwaan adalah dalam konteks sosial adalah kesempurnaan pribadi manusia yang mempunyai etos keimanan, etos kerja yang tinggi dan yang mempunyai etos sosial yaitu menafkahkan sebagian rizki yang telah dianugerahkan kepadanya untuk orang-orang yang disyariatkan oleh agama memberinya seperti orang-orang fakir miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim, Ibnu Sabil, mustad'afin dan lain-lain.

Semangat dan etos kerja yang tinggi mewujudkan pribadi muslim yang paripurna dengan segala kemampuan ekonomi, keutamaan amal sholehnya dan kesadaran keimanannya yang tinggi akan membawa rahmatan lil 'alamin segera terwujud dalam kehidupan masyarakat secara nyata.

Adalah suatu hubungan simbiosis mutualisme antara tingkat ketakwaan seseorang dengan tingkat kemakmuran ekonomi, dengan keselarasan keimanan dan kesejahteraannya akan membuktikan bahwa tingkat keimanan akan sangat mendorong motivasi pribadi muslim untuk mewujudkan ajaran Islam yang pada akhirnya mereka dapat menunaikan 5 rukun Islam, baik dari ibadah mahdhah hingga ibadah yang sarat dengan kemampuan ekonomi atau ibadah maliyah seperti zakat, Haji, hibah, shodaqoh, infaq, wakaf, donasi dan lain-lain.

Majelis Taklim Masjid Sulthon Muhammad Batiniyadi Bulusulur Wonogiri. Dokumen Pribadi. 
Majelis Taklim Masjid Sulthon Muhammad Batiniyadi Bulusulur Wonogiri. Dokumen Pribadi. 

Ibadah yang dilakukan berdasarkan pada kemampuan ekonomi umat Islam, maka menjadi kaya dan gandrung bekerja keras adalah sebuah keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar oleh pribadi muslim selalu produktif, guna menyempurnakan ibadahnya, sehingga keimanannya akan lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.

Maka pribadi muslim yang kuat lebih utama daripada muslim yang lemah, baik secara intelektual akal keimanan ketakwaan maupun dalam bidang sosial ekonomi produktif.

Kemakmuran ekonomi adalah sebuah keharusan bagi muslim untuk menunaikan ibadah dengan sempurna, Namun bukan kemampuan ekonomi semu yang ingin dicapai,  harta yang didapat bukan dari hasil perbuatan keji dan mungkar, yang sangat dilarang oleh agama atau dihasilkan dari transaksi-transaksi curang dan culas dalam kehidupan sosial masyarakat. 

La tak Kulu amwalakum bainakum bil baatili Illa antakuna tijarotan 'antarodin minkum janganlah kalian memakan harta sesamamu dengan cara yang batil kecuali dengan cara yang saling menguntungkan.

Tetapi sebuah proses kesungguhan Dalam menggapai rizki yang bertebaran di muka bumi, sesuai dengan hukum keberhasilan, yang tetap berpangkal dari akidah dan muamalah yang benar.

Agama Islam sangat mendukung segala upaya untuk mewujudkan kebahagiaan manusia di dunia. akan tetapi harus tetap berlandaskan pada Maqosid Syariah-Tujuan Syariah yaitu memelihara agama,  menjaga jiwa, menjaga akal,  menjaga keturunan dan menjaga harta.

Beriman berilmu dan beramal adalah tugas hidup manusia, beramal saleh dalam kerangka kehidupan modern adalah discovery dan inovasi teknologi untuk mencapai kemakmuran,  kesejahteraan jasmani dan rohani.

Kita sadari bahwa sebagai Muslim-insan beriman kita sangat sayang jika dihadapkan pada kemajuan teknologi, maka dalam rangka menggapai kejayaan Islam penguasaan teknologi sebagai wujud amal sholeh adalah pilihan yang tepat dalam berperan di dunia. sebab siapa yang tidak mampu dalam teknologi mereka akan selalu tertinggal meskipun keimanan mereka sangat tinggi.

Maka beriman,  berilmu dan beramal saleh menjadi kebutuhan aktualisasi seorang muslim dalam kehidupan. Menjadi warga negara yang baik. Selalu menjaga stabilitas keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Allah Swt sebagai kunci kesuksesan kehidupan dunia dan akhirat aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun