Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Citizen Scientist

M. Jojo Rahardjo is a prolific writer and the founder of Mindset Emas, a neuroscience-based mental health initiative. Since 2015, he has produced hundreds of articles, videos, and infographics, driven by a deep interest in technology, science, and the human mind. More info: https://linkedin.com/in/m-jojo-rahardjo Check out my services in Fiverr: https://www.fiverr.com/s/99qp8PY

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KDM: Anak Nakal Masuk Barak Militer!

3 Mei 2025   09:35 Diperbarui: 3 Mei 2025   10:58 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gagasan Dedi Mulyadi, yang lebih sering dipanggil KDM, tentang mendidik anak nakal di barak militer kurang ditanggapi secara konstruktif, baik oleh para ahli anak, psikolog, psikiater, ahli pendidikan, apalagi oleh politisi dan pemimpin daerah.

Sayangnya cukup banyak yang "menyerang" gagasan KDM ini, tanpa meminta KDM menjelaskan terlebih dahulu. Bahkan mereka hanya berhenti pada serangan, tidak berlanjut ke ajakan diskusi atau pembahasan lebih lanjut bersama KDM.

Memang mudah diasumsikan, bahwa KDM tidak memiliki kapasitas dalam soal pendidikan anak, namun KDM terindikasi memiliki karakter pro sosial, atau sering disebut juga pro rakyat, pro kemanusiaan. KDM tidak terindikasi memiliki karakter anti sosial yang merugikan atau mengancam masyarakat. KDM justru terlihat memiliki empathy yang besar atau altruism. Karakter pro sosial ini yang justru jarang terlihat pada pemimpin daerah, anggota dewan, hingga politisi di seantero Indonesia.

Serangan pada KDM ini cukup memprihatinkan, karena sebelumnya mungkin belum ada terdengar gagasan untuk menangani anak nakal secara serius. Gubernur Jawa Tengah mewakili kebanyakan pemimpin daerah dalam soal mendidik anak nakal ini. Baginya persoalan anak nakal cukup diserahkan ke proses hukum, seperti dimasukkan ke penjara anak nakal atau dikembalikan kepada orangtuanya. Tentu itu solusi yang sangat kuno, meski tidak terbukti efektif karena berbagai hal. Bahkan ini solusi yang tidak menggambarkan adanya empathy atau karakter pro sosial (klik di sini untuk membaca artikel seputar Guber Jateng itu).

Ada beberapa poin yang saya kedepankan seputar gagasan KDM ini:

1. Berdasarkan sains, anak nakal itu rumit. Dibutuhkan ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk menentukan pendekatan yang tepat.

2. Langkah Dedi Mulyadi akan tepat, jika anak nakal dididik di barak militer dengan melibatkan para ahli dari berbagai bidang.

3. Sangsi berupa 'hukuman penjara untuk anak nakal' adalah solusi kuno yang tidak terbukti efektif. Harus dihindari.

4. Jika anak nakal dikembalikan kepada orangtua, maka tidak semua orangtua mengerti parenting, apalagi parenting yang khusus untuk menangani anak nakal. Atau akses kepada layanan untuk menangani anak nakal belum disediakan pemerintah.

5. Satu contoh saja: di negeri lain sudah ada program untuk menurunkan angka kenakalan siswa sekolah dengan mengenalkan meditasi di sekolah atau aktivitas 'acts of kindness'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun