Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

17 Agustus dan Indonesia di Zaman Digital

2 Agustus 2021   11:37 Diperbarui: 17 Agustus 2021   14:04 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Skill tertentu yang paling dibutuhkan pada waktu tertentu dan bidang tertentu yang terus berubah, seperti bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, skill pengoperasian komputer (di masa lalu), skill yang berkaitan dengan berbagai aspek di dunia digital (di masa sekarang), dan skill lainnya sesuai dengan bidang pekerjaan. Ada banyak skill baru yang bermunculan di zaman digital sekarang ini, seperti kemampuan membuat video populer, atau kemampuan menulis untuk kampanye di media sosial. Juga skill di sektor usaha yang digital.

3. Proper behaviour atau perilaku atau sikap yang tepat pada tempat dan waktu tertentu. Ini terutama berlaku pada mereka yang berada di lingkungan politik yang harus ikut arus dalam kelompoknya, atau profesi yang dipengaruhi oleh situasi politik yang berkembang. Mereka yang menentang arus, pasti tertendang tersungkur. Contoh yang bisa saya berikan di masa sekarang adalah ada arus kadrun ada juga arus Jokower di berbagai lingkungan kerja.

Tiga modal dasar itu akan mampu menghantarkan kita ke dalam lingkungan berbagai perusahan besar atau lingkungan berbagai kantor pemerintah atau lingkungan partai politik besar. Tentu lingkungan yang berbobot besar itu akan bisa memberi kita berbagai renumerasi yang bagus. Lalu juga berbagai kemudahan untuk naik ke jenjang karir atau singgasana yang lebih tinggi. Jika sudah berada di lingkungan yang bagus itu, maka kita tinggal ikut arus saja tanpa perlu lagi bekerja lebih keras, kita pasti terbawa arus ke jenjang lebih tinggi. Namun jika kita bekerja lebih keras, tentu itu akan membuat kita sangat bersinar. Atau sebaliknya jika kita menentang arus di lingkungan itu, pasti kita akan ditendang.

==o==

Kebanyakan dari orang-orang yang saya kenal sejak muda dulu, ternyata karena beberapa sebab tidak memiliki modal dasar itu sejak muda dulu. Misalnya karena miskin, atau karena orangtuanya dulu memanjakannya atau kurang menyadari pentingnya modal dasar itu. Atau karena mereka disibukkan oleh hobby atau perhatian lain, seperti menjadi aktivis politik, HAM, lingkungan hidup, atau lainnya. Termasuk juga menekuni profesi yang kemudian meredup di zaman digital, seperti profesi penerbitan (cetak), fotografer konvensional, hingga memasuki dunia usaha yang konvensional (bukan jenis usaha di zaman digital). Mereka itu yang sekarang saya lihat tidak memiliki happiness menurut ukuran WHR. Bahkan beberapa di antaranya sudah wafat terlalu dini setelah hidup miskin dan sakit-sakitan. Beberapa yang masih hidup saya lihat kerjanya memaki-maki pemerintah atau yang tak sehaluan dengannya melalui akun medsosnya. Menyedihkan memang.

Lalu bagaimana? Adakah cara mengubah situasi ini?

Ini fakta, bahwa negara belum bisa memberikan happiness bagi warganya, dan kita pun terlanjur tak memiliki 3 modal dasar seperti saya sebut di atas. Lalu apa yang mampu mengubah kita yang sudah terlanjur tidak memiliki 3 modal dasar itu? Apa sekarang yang kita butuhkan untuk bisa memiliki happiness?

Tentu RESILIENCE atau KETANGGUHAN yang bisa menggantikan 3 modal dasar itu:

1. Tangguh dalam situasi yang sulit. Ini berkaitan dengan fungsi otak yang tetap maksimal meski sedang ditimpa krisis, bencana, tragedi, pandemi, dan lain-lain yang buruk dalam skala yang besar.

a. Jika fungsi otak tetap maksimal, maka kemampuan kognitif dan mental pun tetap terjaga, seperti tetap cerdas, penuh solusi, kreatif, inovatif, tetap bisa melihat peluang, dan tetap cenderung pada altruism.

b. Fungsi otak yang maksimal juga berarti otak mampu menjaga kesehatan tubuh. Sebagaimana kita tahu saat kita stres karena situasi sulit atau krisis akan memicu keluarnya hormon cortisol terlalu banyak dan terlalu lama. Tentu itu merusak otak dan pada gilirannya juga merusak kesehatan tubuh secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun