Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tahun Ajaran Baru 2020, Masih Belajar dari Rumah?

28 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 28 Juli 2020   16:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak seminggu terakhir ini ada sebuah kisah yang sedang viral di media sosial mengenai sulitnya sekolah di masa pandemi COVID-19. Kebetulan situasi sekolah ini juga bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2020 lalu. Entah siapa penulis kisah ini, karena ada bagian awal atau akhir tulisan yang dipenggal.

Kisah ini ditulis oleh seseorang yang tak sengaja melihat seorang anak usia SMP di sebuah warnet sedang mengerjakan tugas sekolah yang menghabiskan biaya hingga puluhan ribu rupiah, karena harus diketik dan dicetak. 

Padahal bagi sebagian anak sekolah, biaya sebesar itu mungkin terlalu mahal, karena situasi ekonomi sekarang mulai sulit. Banyak pembaca yang menyatakan sangat prihatin membaca kisah itu.

Mungkin saja kisah itu cuma fiktif belaka. Namun sejak beberapa bulan terakhir memang muncul beberapa kisah yang mirip beredar di media sosial tentang bagaimana sekolah yang menerapkan belajar online di masa pandemi COVID-19. Bukannya malah meringankan, belajar online ternyata  malah menambah beban para orangtua murid, karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli kuota internet. 

Ternyata itu masih ditambah lagi dengan tugas dari guru yang justru tak sejalan dengan belajar online, yaitu keharusan bagi murid mencetak tugas yang diberikan guru.

COVID-19 Memaksa Murid untuk Belajar Online; Apa hasilnya?

Kita semua sedang khawatir pada hasil dari belajar online yang sedang diterapkan karena adanya pandemi COVID-19. Apakah murid tetap bisa menguasai materi pelajarannya sebaik seperti saat diberikan langsung oleh guru di sekolah? Apakah semua murid bisa mengikuti cara belajar online, karena tak semua memiliki perangkat untuk belajar online, seperti HP atau laptop? Apakah semua murid memiliki uang untuk membeli kuota internet?

Kekuatiaran ini diperburuk dengan perkiraan para ahli tentang berapa lama pandemi ini akan berlangsung. Para ahli di seluruh dunia lebih banyak yang memperkirakan, bahwa pandemi ini masih akan berlangsung lama, bahkan bisa berlangsung setahun lagi. Vaksin dan obat memang harus melalui waktu dan prosedur yang panjang untuk bisa diproduksi massal di seluruh dunia. 

Sebelum vaksin dan obat ditemukan, maka perekonomian tiap negeri terancam runtuh, apalagi jika terjadi ledakan jumlah pasien yang mendadak di berbagai rumah sakit.

Menutup sekolah adalah salah satu cara untuk mencegah munculnya ledakan jumlah pasien. Pasar, tempat ibadah,  perkantoran adalah tempat paling rawan untuk menularkan virus. Sekolah juga termasuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun