Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Money

Jokowi Memperkuat Rupiah Membangkitkan UMK

9 Oktober 2015   03:01 Diperbarui: 9 Oktober 2015   03:01 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Rupiah menguat luar biasa. Dalam hitungan hari, rupiah menguat hampir seribu rupiah per USD. Kalau minggu lalu rupiah masih terpuruk dalam mendekati Rp 15.000 per USD.  Hari ini (8/10/15) rupiah tegak perkasa, Rp 13.800 per USD. 

Itu semua terjadi karena kerja keras dan kehebatan Jokowi dalam meramu berbagai strategi untuk memperbaiki perekonomian Indoesia yang merosot dan melambat sejak 6 bulan yang lalu. Dengan 3 paket ekonomi yang diluncurkan secara bertahap, akhirnya Jokowi berhasil “menendang” rupiah dan indeks saham gabungan sekaligus.

Selain  “Jokowi effect” saya melihat ada faktor eksternal yang cukup berpengaruh. Faktor itu adalah The Fed  (Bank Sentral Amerika Serikat) yang tetap mempertahankan kebijakan suku bunga nol persen. Dollar yang sudah terlanjur dibawa pulang kampung oleh para pemiliknya, justru menghasilkan kerugian besar. Sudahlah tidak mendapatkan bunga, dollar yang di paksa nangkring di bank-bank Amerika terkuras oleh biaya administrasi bank. 

Setelah 6 bulan dipaksa nangkring di kampungnya, dollar terpaksa kembali merantau. Salah satu  negara perantauan favorit adalah Indonesia. Bank-bank di Indonesia terbiasa memberikan imbalan bunga yang tinggi. Suku bunga bank yang ditetapkan BI adalah 7,5% per tahun, jauh lebih tinggi dari suku bunga di negara-negara lain, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

Tentu ada banyak hikmah atau pelajaran yang didapat dari menguatnya kembali rupiah.  Para pengusaha Indonesia haruslah sabar jika rupiah melemah. Kondisi itu hanya  bersifat sementara. Dan untungnya, pengusaha Indonesia memang tidak cepat panik. Pengusaha Indonesia sudah berpengalaman  menghadapi krisis moneter 1998 dan 2008. Buktinya tidak terjadi penarikan uang secara besar-besaran  di bank-bank untuk dijadikan USD.

Saya melihat 3 paket ekonomi yang diluncurkan Pemerintahan Presiden Jokowi dan sejumlah kebijakan lain, tidak hanya menendang rupiah dan IHSG agar bangkit,  tetapi juga memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha-usaha mikro dan kecil (UMK). Setidaknya ada  3 kondisi yang seharusnya bisa dimanfaatkan UMK untuk bangkit.

Pertama, kebijakan pemerintah untuk menghidupkan kembali kredit usaha rakyat (KUR). Bunga KUR diturunkan menjadi 12% pertahun dari sebelumnya 18%. Pemerintah memberikan jaminan (agunan) bagi KUR sebesar 70% yang disalurkan melalu BUMN Penjaminan seperti Askrindo. Sedangkan sisanya (30%) disediakan oleh pihak bank pelaksana. Jadi pelaku UMK tidak lagi harus menyediakan agunan, yang selama ini menjadi hambatan dalam mendapatkan kredit dari bank.

Pemerintah menjanjikan akan menurunkan lagi bunga KUR menjadi hanya 9% pada tahun depan. Jokowi sendiri memberikan perhatian khusus dalam penyaluran KUR ini, agar tidak terjadi seperti KUR di era SBY, di mana bank-bank pelaksana hanya menyalurkan KUR bagi nasabah lamanya dan membuat laporan ABS kepada Pemerintah.  Jadi kalau ada bank yang mempermainkan pelaku UMK dalam mengurus KUR, bisa lapor langsung ke Presiden Jokowi, ke nomor HP khusus pengaduan melalui sms-nya 0812-2600-960. Bisa juga melalui twitter (@jokowi).

Kedua, pemerintah bersama OJK  telah meluncurkan  asuransi pertanian. Tujuannya adalah  agar pelaku UMK  yang bergerak dalam usaha pertanian terutama petani padi, dapat terus berproduksi meskipun mengalami gagal panen. Nilai penjaminan yang ditanggung pemerintah mencapai Rp 6 juta per hektar. Sedangkan premi yang harus dibayar petani hanya Rp 150.000,- saja.

Ketiga, telah dilengkapinya  berbagai instrumen untuk pendirian Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), di antaranya melalui Permen Desa dan TDT.  Bumdes adalah badan usaha yang  seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui  penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha untuksebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

Bumdes diharapkan dapat segera dibentuk seiring dengan mulai turunnya Dana Desa yang pada tahun 2015 ini  mencapai Rp 250 juta.  Sebagian dana desa itu bisa digunakan sebagai modal bagi pendirian Bumdes. Berbagai jenis usaha pelayanan masyarakat desa dapat dijalankan oleh Bumdes melalui berbagai unit usaha pelayanan, termasuk pelayanan simpan pinjam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun