Telah kita lihat banyak sekali media-media sosial yang semakin berkembang di kalangan pelajar mulai dari Siswa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas tetapi jangan dibicarakan lagi di kalangan Mahasiswa, karena Mahasiswa sangat membutuhkan sekali yang namnya media sosial untuk mendapatkan pengetahuan dari luar untuk mengembangkan jurusannya masing-masing. Berbeda dengan siswa-siswa dasar, mereka tidak haruskan untuk memiliki media sosial.
Justru yang berbahaya saat ini di kalangan pelajar adalah media sosial, karena itu dapat memicu keterlambatan siswa dalam belajar, mereka susah untuk berbagi waktu antara bermain media sosial atau belajar. Â Jangankan siswa Dasar maupun Atas, mahasiswa pun hampir susah untuk membagi waktunya.
Seberapa banyak siswa yang awalnya sangat bagus dalam mendapatkan prestasi hingga akhirnya prestasi itu turun dengan sendirinya. Setelah di pahami dan di teliti kebiasaannya yang menjadi penyebabnya adalah mereka terlalu fokus bermain media sosial dari pada mengulang pelajaran hari esok.
Dapat kita pahami bahwa sangat buruk sekali media sosial zaman sekarang kalau kita tidak bisa mengambil langkah yang baik untuk memainkannya, karena semua itu berpotensi sangat buruk bagi kita semua, bahkan untuk para orang tua.
Orang tua zaman sekarang pun mereka lebih senang memainkan media sosial dari pada mengajak main anak-anaknya bahkan lebih buruklnya, orang tua membiarkan anaknya belajar sendiri. Nah disitulah yang menjadikan anak lebih suka bermain media sosial dari pada belajar karena mengambil contoh orang tua nya sendiri.
Seberapa besar kasih sayang orang tuanya semua itu akan hilang jika orang tuanya tidak perhatian kepada anaknya.
Kasih sayang beda dengan perhatian, apa yang membedakan semua itu, yang membedakan nya adalah kasih sayang gampang untuk kita perlihatkan kepada anak kita, tetapi perhatian akan sulit kita berikan kepada anak, selagi kita sibuk memaikan alat sosial media itu.
Ingat perhatikan anak dari segi Agama, Pendidkan, dan Pergaulan, karena semua itu akan mempengaruhi masa depannya.
Penulis: Muhamad Jaelani Mahasiswa STISIP WIDURI
