Mohon tunggu...
Mochamad James
Mochamad James Mohon Tunggu... -

Pengembang perangkat lunak komersial yang berfokus pada pengembangan "People Collaboration Software" yang memungkinkan pengguna untuk saling bekerjasama dan menyelesaikan tugas secara elektronis.\r\nJuga seorang dosen, di Institut Teknologi Telkom Bandung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Crowdsourcing dan Corporate Social Network

7 Februari 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak tanggal 31 Januari 2011, hingga tanggal 4 Pebruari , IBM menyelenggarakan Lotusphere 2011, ajang tahunan berkumpulnya seluruh stakeholder IBM Lotus yang setiap tahun diselenggarakan di Disney World, Orlando.

Dalam kesempatan ini berkumpul lebih dari 5000 orang yang memiliki keterikatan dengan IBM Lotus, baik itu pegawai IBM, Business Partner maupun para pengguna dari seluruh belahan dunia. Saya beruntung dapat menjadi satu-satu nya undangan dari Indonesia untuk hadir di acara tersebut.

Tema besar yang diangkat tahun ini adalah , seperti judul diatas, GET SOCIAL. DO BUSINESS

Seperti kita ketahui bahwa  dalam 5 tahun terakhir, atau 2 tahun terakhir untuk Indonesia, dunia internet heboh dengan dengan hadirnya berbagai perangkat lunak dan layanan yang bisa menghubungkan manusia di dalam dunia digital, bukan lagi dalam bentuk sekedar email atau instant messaging, yang kita kenal sebagai Social Network, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Jejaring Social. Dari sekian banyak jejaring sosial yang timbul dan tenggelam,  dua yang telah menjadi icon yaitu Facebook dan Twitter. Di situs pertemanan Facebook, Indonesia sudah menduduki posisi no 3 dalam hal jumlah pengguna, sedangkan di Twitter tweeps negeri ini tercatat sebagai salah satu yang paling 'cerewet' dengan tweet nya,  seringkali gak penting, yang berulang kali berhasil menduduki  peringkat atas trending topic di  Twitter

Yang tentu saja menjadi fenomena adalah kehadiran Facebook, yang telah menjadikan pendirinya , Mark Zuckerberg sebagai billonaire termuda di dunia, dan gelombang jumlah pengguna yang telah melampaui setengah milyar menjadikan dia sebagai salah satu orang paling berpengaruh di muka bumi saat ini, hingga majalah Time pun menjadikannya sebagai “Person of The Year 2010”. Ditambah lagi dengan diluncurkannya film “Social Network” , yang bercerita tentang lika liku lahir dan booming nya Facebook, yang berhasil menjadi box office, bahkan sekarang dinominasikan sebagai salah satu pemenang Oscar untuk kategori “Best Picture” , makin menahbiskan jejaring sosial tersebut menjadi sesuatu yang telah mempengaruhi cara orang berinteraksi.

Dan bukan sebuah kebetulan kalau dalam pembukaan Lotusphere 2011 ini, IBM menghadirkan Kevin Spacey, pemeran utama film American Beauty yang memenangi piala Oscar 2 kali, sekaligus Executive Producer dari film “Social Network”, untuk menjadi keynote speaker. Dalam kesempatan tersebut, Kevin Spacey bercerita tentang betapa jejaring sosial telah memberikan kontribusi besar bagi perjalanan karier nya baik sebagai aktor papan atas, maupun sebagai produser, tentu saja salah satunya dalam bentuk sumbangan uang cukup besar dari kesuksesan film “Social Network”.

Ditengah keriuhan jejaring sosial yang sedang melilit kita, terselip sejumlah hal dianggap negatif. Diantaranya dengan semakin 'autis' nya diri kita terhadap lingkungan terdekat. Atau istilah yang pernah populer beberapa waktu lalu terhadap jejaring sosial adalah “mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat” karena kita seringkali begitu terfokus terhadap sejumlah gadget dengan yang memiliki perangkat lunak jejaring sosial di dalam nya.

Selain itu, bombardir informasi yang terus menerus dari notifikasi di gadget kita, baik dari twitter , blackberry messenger, facebook status update , foursquare check in, menjadikan kita seringkali sulit berkonsentrasi dan dalam sejumlah survey di Amerika, hal ini menyebabkan penurunan produktivitas di lingkungan kerja. Sehingga sejumlah perusahaan mulai menerapkan pembatasan akses terhadap sejumlah jejaring sosial tersebut. Apalagi seperti sudah disampaikan diatas, terutama di negeri ini, jejaring sosial masih mayoritas digunakan untuk hal-hal yang kelihatan 'gak penting' .

Namun demikian, IBM melihat fenomena jejaring sosial ini dalam perspektif lain yaitu selain dari banyak nya hal-hal yang tidak penting, tapi model jejaring sosial ini merupakan satu wadah yang luar biasa dan sangat alami dalam interaksi dan kolaborasi antar manusia. Seperti kita alami sendiri, sekarang perilaku kita mulai berubah dari 'mencari' di mesin pencari seperti google, menjadi 'bertanya' di jejaring sosial kita. Seperti yang sering saya lakukan kalau senin pagi, saya yang tinggal di bandung, tapi kerja di jakarta,  biasa posting status di Facebook bertanya tentang kondisi lalu lintas di terminal cicaheum bandung atau di tol cipularang menuju jakarta. Dan dari komentar terhadap status saya memutuskan apakah akan berangkat pagi atau lebih siang untuk menghindari macet.

Intinya kegiatan 'mencari' sudah mulai bergeser menjadi 'bertanya' dan jawaban pun lalu bermunculan dari sejumlah orang dengan sukarela. Dalam dunia tataran jejaring sosial, kegiatan 'bertanya' kepada khalayak, lalu mendapatkan jawaban / alternatif solusi, yang kemudian salah satu atau kombinasi dari sejumlah jawaban tersebut dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang dimunculkan, dikenal juga dengan istilah “crowdsourcing” yang merupakan evolusi lebih lanjut dari salah satu konsep Knowledge Management yang pernah populer 5-10 tahun lalu.

Konsep crowdsourcing inilah yang menjadi dasar bagi IBM untuk mengembangkan platform social software nya yaitu Lotus Connection, yang merupakan bagian dari keluarga besar perangkat lunak lotus yang terdiri dari Notes, Domino, Quickr, Connection dan Portal. Lotus Connection memungkinkan personil dari sebuah organisasi / perusahaan untuk terhubung satu sama lain dan saling berbagi informasi. Dan karena ini sifatnya 'tertutup' maka perusahaan tidak perlu khawatir akan ada informasi/data perusahaan yang bocor ke pihak luar, karena perusahaan memiliki kontrol penuh terhadap lalu lintas informasi yang berdar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun