"Surah A-Ikhlas"
"hiks....hiks bang, takut"
Adik Romzi memeluk erat sang abang sambil menangis ketakutan.
Setelah Romzi beres-beres rumah, karna dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang pastinya dialah yang bertanggung jawab atas atas kerapian rumah dan keamanan adik-adiknya di rumah ketika emak dan ayahnya pergi kerja ke kebun karet, Romzi pun membawa adiknya yang kecil berjalan-jalan keliling kampung untuk berkunjung ke rumah temannya atau sekedar bejalan-jalan menghilangkan penat dan menghibur adiknya yang nangis. Di kampung Romzi suasanya adem, masih banyak pohon-pohon rindang, anak-anak berkeliaran kesana-kemari, saking amannya dari pencurian, penculikan apalagi begal.
Saat itu Romzi bersama adiknya yang digendongnya di atas bahunya pergi ke warung untuk membeli snack kesukaan adiknya."ohayo" nama kerupuk yang disukai anak-anak termasuk Romzi dan adiknya, karena tidak jarang dia mendapatkan hadiah uang langsung dari dalam bungkus kerupuk tersebut.
Ketika ingin pulang, tiba-tiba cuaca di langit mulai mendung dan gelap, sementara jarak rumah dan warungnya lumayan jauh, terlebih Romzi berjalan kaki ketika pergi ke warung dengan menggendong adiknya, hal itu tentunya memperlambat langkah Romzi ketika menapaki jalan dari rumah ke warung. Tak lama kemudian, hujan deras mengguyur kampung Romzi, yang membuat Romzi terhenti dari langkahnya dan berhenti di masjid yang tepat berada di antara rumahnya dan warung yang ditujunya ketika itu.
Hujan deras seperti batu yang berjatuhan dari langit ditambah angin kencang yang menggetarkan atap masjid dan rumah sebagian warga, membuat adiknya ketakutan dan kedinginan, begitupun dengan Romzi. Romzi memilih untuk masuk ke masjid demi keamanan dan ketenagan adiknya yang masih kecil dan bicaranya pun masih terbata-bata. Hampir satu jam Romzi berada di dalam masjid, berlindung dari kencangnya angin dan dinginnya hujan yang membuatnya dan adiknya menggigil.
Adiknya tertidur lelap setelah beberapa saat adiknya menangis, saking lamanya hujan deras dan dinginnya angin, terbenak di pikiran Romzi akan surah Al-Ikhlas yang sudah  ia hafal Ketika ia duduk di kelas 1 SD di kampungnya, dan iapun segera membaca surah tersebut berulang kali walupun dia tidak paham arti dari surah tersebut, tapi dia percaya akan apa yang gurunya pernah katakana kepadanya tentang faedah dari surah tersebut.
Setelah beberapa menit kemudian dan tak terasa Romzi sudah membaca dan mengulangnya lebih dari sepuluh kali, hujan yang tadinya deras menggelegar ditambah angin kencang dan suara petir dari langit yang sempat membuatnya terkejut dan membangunkan adiknya yang tertidur lelap Ketika menunggu hujan reda, akhirnya lambat laun mejadi berdamai dan tenang dengan Romzi yang akhirnya Romzi dan adiknya pun bisa melanjutkan perjanan pulang ke rumah bersama adiknya.Â
Kini dia yakin aka napa yang pernah gurunya katakana dan berazam akan selalu mengamalkan untuk membaca surah tersebut. Setiap kali Romzi mendapat kesedihan atau musibah atau dalam keadaan santai beres dari suatu pekerjaan dia membaca surah tersebut, sebagai obat penenang dan pengurang kesedihan dan kegalauan.