Mohon tunggu...
denbagusesumitro
denbagusesumitro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tukang Bangunan

den bagus bagi kalangan masyarakat jawa bisa bermakna ganda yaitu tuan muda atau "tikus wirok" tikus besar dan hitam plus jelek. maka jika mungkin setiap tulisan saya mungkin akan menjadi sindiran baik dan buruknya manusia dan dunia.......piss karena saya bisa jadi manusia ataupun tikus wirok

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Buruh, Siapa yang Harus Memperingatinya?

1 Mei 2018   21:50 Diperbarui: 1 Mei 2018   22:08 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
saturdaymemories.wordpress.com

Hari ini saya tergelik pikiran saya dan nurani saya. Hari buruh, siapa yang harus disebut buruh da siapa yang disebut majikan kalau ternyata buruh dan majikan itu sama-sama buruh. Dimana-mana ada demo, seolah hari buruh itu harus dirayakan dengan demo, trus apa yang didemo dan siapa yang didemo. Logika dangkal para manusia yang menyatakan dirinya buruh. apa yang mereka maksud dengan buruh?

Apakah buruh itu hanya diartikan manusia yang menerima upah dari apa yang dikerjakanya? atau setiap manusia yang bekerja (homo fabera) itu adalah buruh? Semua pertanyaan itu mengelitik saya hari ini, dan membuat saya gatel untuk menulis pemikiran saya mengenai hari buruh.

Bagi saya hari buruh yang dirayakan atau diperingati di Indonesia sekarang ini merupakan gerakan latah yang mengikuti tren saja. Mengapa demikian? Mari kita melihat dulu alasan mengapa memperingati hari buruh adalah gerakan latah saat may day menjadi sebuah gerakan dunia. 

Pertama apakah buruh sudah sadar kalau dirinya buruh atau hanya manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.  Apakah kesadaran sebagai buruh itu juga sudah dipahami oleh mereka yang merasi dirinya sebagai majikan pemberi kerja? bila semua ini sudah dipahami maka yang terjadi adalah sebuah pertanyaan kebalikan yaitu buruh itu apasih?

Buruh itu apakah dipahami sebagai seorang manusia yang menerima kerja dan upah dari pemberi kerja? ataukah buruh itu manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhanya sendiri (homo faber) lalu kalau itu kriterianya dimanakah letak seorang pekerja frelance yang bekerja dirumah dan mendapatkan penghasilan mereka di kategorikan apa buruh penerima upah dan kerja atau manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri sebagai manusia yang hidup.

Jika mereka yang merasa memperingati hari buruh dapat menjawab ini semua mereka layak ikut merayakan  hari buruh karena mereka akhirnya menjadi tahu apa yang mereka peringati, bukan latah mengikuti trend peringatan may day.

Selanjutnya saat May day siapa yang paling banyak melakukan demo untuk memperingati may day. Buruhkah , aktifis buruhkah? atau mahasiswa nah kalau anda bisa menjawab ini tentu anda akan bisa mengerti apa yang saya maksud dengan memperingati mayday adalah latah. Apa yang dituntut oleh para pendemo dan itu menutut siapa? Kalau sendainya demo mereka dialamatkan pada pemeritah apakah pemerintah adalah pemberi kerja ? kalau dialamatkan pada pengusaha apakah semua pengusaha dalah pemberi kerja?

Generalisasi bahwa permaslahan buruh ini adalah tanggung jawab pemerintah dan pengusaha. menurut saya adalah salah persoalan perburuhan adalah masalah masing -masing pribadi itu sendiri. begini logika sederhananya adalah jika kalian tidak mau di bilang buruh anda harus menjadi bos pemberi kerja. dengan cara membuat berbagai usaha baik sekala besar atau sekala kecil. Maka ketika anda adalah owner sebuah usaha anda tidak lagi dikategorikan sebagai buruh karena anda menciptakan pekerjaan dan memberikan pekerjaan. 

Menumbuhkan minat berwirausaha itulah yang akan membuat permasalah perburuhan diperkecil karena semakin banyak wirausahaawan baruu yang akan menciptakan banyak lapangan kerja.  Ketika ada permasalahan kewirausahaan ini yg cocok menjadi maslah pemerintah. Pasti akan banyak orang bertanya menjebak , Kalau banyak orang menajdi owner usaha karena kampanye wirausaha berhasil siapa yang akan bekerja. haha itu sederhana banget jawbanya yang kita jadikan pekerja justru rakyat nagara lain.

Kita kemudian menjadi negara pengusaha buakan lagi negara buruh. Biarkan saja negara lain yang menjadi bangsa buruh kita menjadi bangsa bos. 

Dan jika sudah samapai tahap ini kita bisa memperingati hari buruh karena buruh itu dalah masa lalu kit sekaligus kita menghormati bangsa lain yang bekerja pada bangsa kita. Masalahnya sekarang ini kita ada di kebalikan dari gambaran yang tadi saya ungkapakan. Saat ini kita menjadi bangsa buruh bukan menjadi bangsa pengusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun