Mohon tunggu...
Mitha Agustin
Mitha Agustin Mohon Tunggu... Editor - La Tahzan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Pendidik dan Orangtua dalam Mengajarkan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

12 Mei 2020   15:45 Diperbarui: 12 Mei 2020   17:31 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peran seorang pendidik dan orangtua dalam mengajarkan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

Sejak dini, anak seharusnya bisa dididik untuk memilih dan mengambil keputusan. Misalnya dengan memberikan beberapa mainan berbagai bentuk, yang bisa dia pilih. 

Sayangnya, tanpa kita sadari, sebagai orangtua kita berusaha mengarahkan pilihan anak. Atau malah lebih parah, mengambil keputusan untuk anak karena menurut kita itu yang lebih baik. Akhirnya, anak tidak bisa belajar cara memilih dan mengambil keputusan, karena kedua hal tersebut selalu dilakukan orangtua. 

Contoh sederhana, kita memilihkan baju mana yang akan dipakai anak, sekolahnya, dan lain sebagainya. Jika hal ini terus berlangsung, dalam jangka panjang, akibatnya anak akan menjadi pribadi yang plin plan, tidak bisa mengambil keputusan untuk hal yang penting dalam hidupnya. Oleh karena itu mengajarkan pengambilan keputusan yang tepat sangat penting dilakukan pada anak usia dini baik di lingkungan rumah maupun sekolah.

Kolaborasi untuk Akademik, Sosial, dan Pembelajaran Emosional ( CASEL ), mendefinisikan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sebagai: kemampuan untuk membuat pilihan konstruktif tentang perilaku pribadi dan interaksi sosial berdasarkan standar etika, masalah keselamatan, dan norma sosial." 

Pada dasarnya, semua aspek dari keputusan potensial dan konsekuensinya harus dipertimbangkan sebelum pilihan dibuat. Untuk membuat pilihan perilaku yang paling tepat, siswa perlu belajar bagaimana mengevaluasi situasi, menganalisis pilihan mereka, dan mempertimbangkan konsekuensi potensial dari masing-masing pilihan itu untuk diri mereka sendiri dan orang lain.

Mengapa Perlu Melatih Anak Mengambil Keputusan Yang Bertanggung Jawab ?

Sebagai manusia, otak kita belum sepenuhnya berkembang sampai sekitar usia 25 tahun. Kita yang berusia di atas 25 tahun mengandalkan korteks prefrontal (bagian "rasional" dari otak) untuk membuat keputusan yang sehat dan bertanggung jawab. Namun, penelitian menunjukkan anak-anak, remaja, dan dewasa muda menggunakan amigdala - bagian "emosional" atau "reaksioner" dari otak untuk membuat keputusan. Karena hubungan antara korteks prefrontal dan amigdala masih dalam proses untuk kaum muda, siswa kami sering mendasarkan penilaian mereka pada emosi mereka, daripada mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Keterampilan Apa yang Terkait dengan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab? Agar siswa dapat secara efektif membuat keputusan yang bertanggung jawab, mereka harus mengembangkan kompetensi dengan kemampuan berikut:

Identifikasi masalah: Sebagai seorang pendidik harus mengajarkan pada siswa agar dapat mengenali secara akurat ketika mereka mengalami masalah. Masalah dapat berkisar dari kesulitan memenuhi harapan di ruang kelas, hingga memilih apakah akan menyelesaikan pekerjaan rumah atau tidak, atau bahkan memutuskan untuk terlibat dalam perilaku yang tidak sehat, seperti berbohong dan berbuat curang. 

Adalah penting bahwa siswa dapat mengakui secara tepat ketika mereka dihadapkan dengan masalah. Bagi sebagian orang, mengakui bahwa mereka berada dalam situasi yang sulit dapat menjadi tantangan sebagai akibat dari kesulitan berbasis bahasa mereka atau kelemahan komunikasi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun