Mohon tunggu...
Mitha/ Mikü millyblue
Mitha/ Mikü millyblue Mohon Tunggu... -

like writing, photography, Video Juornalist, music and traveling

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pena Tanpa Tinta

25 Mei 2010   15:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kau hadir dengan pena...
walau tak bertinta..
mencoba menggoreskan kata..
guratan pena yg terukir pasti
walau tanpa kertas tak berkanfas..
penamu menari meninggalkan jejak..

goresan pena tanpa tinta itu
tak dapat terhapus oleh apa pun
(tinta itu)akan meninggalkan bekas
sakit...
perih... luka yang dalam...

pena itu tanpa tinta..
tapi ukiran itu berwana merah..
menyala..dan terus mengalir..

kau mengaduh sedikit merintih
tapi kau tetap mengukir kata demi kata
dengan pewarna itu...
tanganmu mulai bergetar memegang pena
tulisanmu semakin kacau saja bentuknya
nafasmu ikut kacau detak jantungmu pun semakin melambat..

apa karena ukiran itu semakin dalam?
siapa yang menyangka kau lakukan semua itu..

aku tak dapat berkata lagi
kau sungguh sadis pada dirimu..
mata ini terpaku melihat di tangan kirimu sebuah kain berwarna coklat kemerahan tampak lusuh tapi terlihat banyak warna merah di sana..
tangan kiri itu lunglai bersandar pada lantai kayu..
kau duduk di lantai kayu yang tak beralas karpet..
tangan kanan mu memegang pena dengan ujung tinta yang tajam..

tidak.. tidak mungkin..
pasti aku salah melihat
kau menulis menggunakan darahmu..
yang sedang berceceran di lantai kayu yang berdebu itu..
dan yang berada di tangan kiri itu bukan kain tapi kau menguliti bagian tubuhmu..

ow tidak.. jeritku tertahan melihatnya
kau menguliti paha kirimu setelah kau ukir kata-kata indah disana
mengapa tak kau gunakan daun atau apalah sebagai pengganti kertas atau kanfas?

sadis..
kau bukan sastrawan..
kau bukan penulis..
kau gila..
yah benar kau.. kau..
kau gila..dengan ukiran kata-kata indah..
aku tak ingin sepertimu
tak ingin mati dengan mengukir karya dengan menguliti diri sendiri dan darah menjadi tinta nya.

aku masih waras..
walau menulis adalah hidupku..
tapi aku bukan kau..

aku..
seorang penulis biasa..
yang tak rela di cap orang gila karena mengukir kata hingga mati dalam kesengsaraan sepertimu.

By. Mitha Millyblue

Makassar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun