Mohon tunggu...
Mitha/ Mikü millyblue
Mitha/ Mikü millyblue Mohon Tunggu... -

like writing, photography, Video Juornalist, music and traveling

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pemimpin Ibu Kota

18 November 2013   18:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:59 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesona calon pemimpin masa depan saat ini tertuju pada sosok tertentu yang selalu dielu-elukan masyarakat, bahkan media tak henti-hentinya memblow up segala kegiatannya bak seorang selebriti.Sebenarnya apa ke istimewaan sosok pimpinan yang satu ini,  Gubernur DKI Jakarta asal solo yang “hanya” melakukan apa yang sewajarnya dilakukan oleh pemimpin, menjemput masalah yang terjadi di masyarakat, bukankah itu hal ideal yang seharusnya dilakukan seorang pemimpin?Atau karena kurangnya pemimpin yang membuat tindakan biasa yang dilakukan Jokowi tersebut akhirnya membuat fenomena blusukan Jokowi  menjadi sesuatu yang luar biasa di mata masyarakat kini?.

Masyarakat terlalu merindukan sosok pemimpin yang sederhana nan merakyat. Jadi tak heran bila Jokowi menjadi salah satu pusat perhatian utama yang “mencuri” hati rakyat yang butuh pimpinan yang mengayomi.Jokowi menjauhkan diri dari birokrasi yang rumit dan protokoler yang kaku serta segala aturan dan ketentuan yang dapat menciptakan jarak antara dirinya dengan rakyat yang dipimpinnya.

Dalam sepekan pertama menjabat gubernur DKI Jakarta, ia dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama berhasil meruntuhkan tembok birokrasi di lingkungan balaikota, tempat keduanya berkantor. Baik masyarakat dan para pekerja media merasakan perubahan hawa keterbukaan balaikota sebagai rumah rakyat.
Warga sekarang bisa mencegat Sang Gubernur langsung ketika ia turun dari mobil di Balaikota saat pagi hari. Wartawan juga leluasa menelisik ruang kerja Wakil Gubernur yang sebelumnya disoroti karena terlalu luas dan mewah itu.

Tak ada sedikitpun yang disembunyikan, Ahok (panggilan akrab Basuki Tjahaja Purnama) mempersilahkan para wartawan melihat-lihat berbagai fasilitas yang terdapat dalam ruang kerjanya.
Ruangan wagub yang dinilai terlalu “wah” ini diperintahkan oleh Jokowi untuk diperkecil. Sang wakil ini juga ditugaskan membenahi internal birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pembenahan meliputi penghematan anggaran operasional dengan melakukan efisiensi penggunaan ruang perkantoran termasuk rencana penarikan para kepala dinas untuk berkantor di lingkungan Balaikota. Tugas Ahok juga menegakkan disiplin PNS dan menciptakan birokrasi yang melayani.Bila Ahok lebih banyak di dalam Balaikota, Jokowi tiap hari bersafari menyusuri lokasi-lokasi yang tak lazim dikunjungi oleh para pejabat, tempat kumuh penuh persoalan sosial. Ia bepergian juga tak seperti lazimnya seorang gubernur yang menggunakan mobil dinas jenis Land Cruiser lengkap dengan voorijder.
Sepekan pertama bekerja, Jokowi pergi dengan mobil kijang innova, itupun sewaan dan tanpa pengawalan menembus pekatnya kemacetan jalanan ibukota serta tak mau menerobos lampu merah. Sungguh perilaku langka yang belum pernah ditunjukkan oleh para pejabat pendahulunya.
Aksi Jokowi ke lapangan yang selalu mengajak serta para kepala dinas terkait juga menularkan energi positif bagi mereka. Para kepala dinas dibuat kalang-kabut mengikuti perintah-perintah gubernur yang bertenggat waktu singkat itu. Seperti perintah untuk membersihkan kali Padengan yang berbau busuk karena sampah yang menumpuk.Kinerja Jokowi yang berkecepatan tinggi tidak saja membuat para kepala dinas terbirit-birit, wakil gubernur saja juga harus berusaha keras mengimbanginya.

Bahkan mengenai hal ini Ahok sempat berseloroh:“Kalau Gubernurnya Pak Jokowi, harusnya Wakil Gubernur 4 (empat)orang.”

Kepopuleran Jokowi didukung dengan hasil yang positif

Kepopuleran tersebut tidak hanya isapan jempol belaka, satu persatu masalah yang dihadapi Jokowi dan rekannya  dalam menata ibu kota sedikit demi sedikit memperlihatkan hasil yang positif. Beberapa diantara rencana penataan ibu kota yang telah terwujud yakni penanganan  tanah abang,

Jokowi-Ahok memisahkan pekerjaannya dalam dua sisi.Di satu sisi ia melawan premanisme yang merusak tata ruang kota. Kedua, ia membantu PKL yang benar-benar berniat bekerja untuk dimudahkan akses permodalan dan larisnya dagangan. Tidak hanya itu, untuk mengatasi kemacetan di ibukota Jakarta, Jokowi membangun Mass Rapid Transit (MRT) yang awalnya pembangunan MRT beserta jalurnya dikhawatirkan akan mengurangi ruang terbuka dan jalur hijau. Bila hal itu terjadi, pembangunan itu akan bertentangan dengan tujuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan 30 persen ruang terbuka hijau dari keseluruhan luas wilayah DKI Jakarta.
Namun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjamin pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) tidak akan mengurangi luas ruang terbuka hijau. "Saya jamin tiap tahun masih bisa bertambah," katanya saat ditemui di kantor Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 15 November 2013.

Jokowi menyatakan, jalur MRT tidak akan “memakan” banyak jalur hijau. "Tidak sampai 300 meteran," kata Jokowi. Nantinya lahan ruang terbuka dan jalur hijau yang terpakai untuk pembangunan jalur MRT akan diganti dengan ruang terbuka hijau di waduk-waduk yang sedang dalam proses normalisasi."Di Pluit gede, di Sunter gede, dan di Ria Rio juga gede," kata Jokowi.

Tidak hanya itu rencana lainnya, Jokowi membuat street Furniture yakni elemen pendukung ruang publik. Secara bebas, hal itu dapat diartikan sebagai perlengkapan jalanan. Sebut saja bangku taman, lampu taman, kotak telepon umum, hingga papan informasi kota sebagai salah satu bentuk street furniture yang populer di kota-kota dunia.

"Kita sudah punya bangku taman.Tahun depan kita akan tambah, misalnya pos polisi, papan informasi di jalan, papan reklame, peta penunjuk arah. Itu semua akan dirancang oleh arsitek dan seniman. Desainnya akan dibuat artistik," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat jalan-jalan di Monas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun