Mohon tunggu...
Mita Armaina
Mita Armaina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Talk less do more

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Faktor Kemajuan Astronomi Islam

3 Januari 2020   16:09 Diperbarui: 3 Januari 2020   16:32 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemajuan peradaban Islam beserta perkembangan pesat ilmu pengetahuan yang dimilikinya, khususnya Astronomi telah diakui oleh seluruh dunia. Selama kurang lebih 14 abad, Islam memimpin peradaban dunia dan memecah rekor sebagai peradaban yang paling lama memiliki kejayaan. Kejayaan Islam mampu menerangi kehidupan bangsa lain yang masih gelap dengan ilmu pengetahuan terkhusus benua Eropa. Kemajuan ilmu pengetahuan dan astronomi di benua Eropa adalah bentuk pergiliran kemajuan iptek yang terwariskan dari masa kejayaan Islam. (halaman 43-44)

Kemajuan astronomi pada peradaban Islam tidak terlepas dari agama Islam itu sendiri. Pasalnya, sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab merupakan bangsa yang amat terbelakang dan bodoh. Peradaban Arab ketika itu hanyalah peradaban yang terdiri dari suku-suku kecil yang saling berperang satu sama lain.(hlm 45)

Dalam bidang Astronomi dan teori penciptaan alam semesta, Al-Qur'an memberikan stimulus yang sangat berarti bagi perkembangan disiplin ilmu tersebut. Salah satunya terdapat pada firman Allah dalam surat An-Naziat ayat 31 dan 32:(hlm.49)

"Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya." (Q.S. An-Naziat : 31-32)

Selain itu, Al-Qur'an juga menyampaikan penjelasan tentang gerak benda-benda langit seperti matahari dan bulan. Firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 33;

"Dan dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahri dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Q.S. Al-Anbiya : 33)

Berdasarkan ayat-ayat inilah para astronom muslim menentukan panjang garis edar matahari dan bulan serta waktu tempuh kedua benda itu mengelilingi bumi, dan juga membuat kalender berdasarkan perubahan fase bulan dan pergerakan matahari sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya(hlm. 51)

Ada hal lain yang juga menjadi latar belakang bagi kemajuan ilmu astronomi yaitu lahir dari para astronom itu sendiri dan para pemimpin pemerintahan Islam (khilafah). Para astronom muslim seperti Khawarizmi, Ibnu Al Shatir, Al Farghani, dan lainnya harus mengulang penelitian berkali-kali baru kemudian mendapatkan hasilnya. Kegiatan ilmiah para astronom tersebut mendapat dukungan dari pemimpin Islam dengan cara mendirikan observatorium atau tempat penelitian dan sekolah-sekolah.(hlm 57-58)

Di sisi lain, kegemilangan astronomi Islam tentu tidak bisa dilepaskan dari peran kota Mekkah dan bangunan Kakbah. Melalui kota dan bangunan yang terletak di jazirah Arab inilah peradaban Islam dimulai. Kakbah memiliki posisi strategis karena merupakan pusat bumi yang dikelilingi benua. Seperti dikemukakan Syaltut, empat pojok (rukun) bangunan ini menunjukkan arah-arah strategis. Rukun Iraqi terhitung sebagai arah utara sejati sebagaimana halnya bukit Shafa dan Marwah, dan rukun Iraqi ini mengarah ke benua Eropa. Sementara rukun Syami mengarah ke benua Amerika, rukun Yamani mengarah ke benua Afrika, dan rukun Hajar Aswad mengarah ke benua Asia.

Secara geografis, jarak rata-rata kota-kota utama dunia zaman kuno bila ditarik dari kakbah berkisar 8039 KM, dimana kakbah berada di tengah-tengah dan dikelilingi tiga benua yaitu Asia, Afrika, dan Eropa. Pada zaman awal perkembangan Islam maupun era modern, hikmah geografis ini memudahkan umat Islam dalam menunaikan ibadah haji dari berbagai penjuru dunia. Orientalis Arnold Keysrling pernah mengusulkan koordinat Kakbah (Mekah) yang bernilai 3950' ini sebagai garis bujur internasional sebagai ganti dari garis bujur 0 atau 180 yang terletak di kota London, Inggris.

Selain itu, sektor pembangunan di bidang ekonomi juga merupakan masalah yang sentral dalam pembangunan suatu negara. Ia dapat dikatakan sebagai tulang punggung atau bahkan jantung suatu negara. Tanpa didukung oleh ekonomi yang kuat, mustahil suatu negara dapat melaksanakan pembangunan-pembangunan di bidang lainnya secara baik dan sempurna terkhusus dalam kemajuan astronomi islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun