Mohon tunggu...
Mita Nurfitriyani
Mita Nurfitriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semester 7

yang sedang KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudah Rendah Tertimpa Pandemi: Tingkat Literasi Siswa Indonesia

26 September 2021   12:09 Diperbarui: 26 September 2021   12:17 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung – Seperti pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga, kalimat “Sudah rendah tertimpa pandemi” mungkin lebih tepat dalam menggambarkan kondisi minat literasi siswa saat ini. Literasi siswa Indonesia yang masih berusaha ditingkatkan melalui Gerakan Literasi sekolah (GLS), kembali terpukul oleh dampak pandemi covid-19.

Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 lalu, Indonesia berada di urutan ke-74 dari 79 negara dalam kategori kemampuan membaca, matematika, dan sains. PISA merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian ini dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Dihadapkan pada kenyataan rendahnya peringkat literasi, pemerintah semakin gencar melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan harapan bahwa kegiatan tersebut masih mampu membangkitkan minat membaca dan menulis. Salah satu kegiatan dari Gerakan Literasi sekolah adalah pembiasaan membaca 15 menit sebelum kelas dimulai. Namun, untuk saat ini kegiatan tersebut sulit terlaksana dikarenakan oleh pandemi.

Pandemi yang diakibatkan virus corona sudah melanda dunia sejak awal tahun 2020 hingga saat ini. Meningkatnya masyarakat yang terdeteksi positif virus corona menyebabkan berbagai macam aktivitas harus diberhentikan atau dirumahkan. Karenanya berbagai aspek kehidupan menjadi terganggu, salah satunya adalah Pendidikan. Kegiatan pembelajaran dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai tingkat Universitas kini dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring. Meskipun kegiatan pembelajaran tetap berlangsung, hal tersebut menjadi tidak optimal karena guru dan siswa masih beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru.

Selain berdampak pada kualitas pembelajaran, sekolah yang sebelumnya menjadi pusat literasi siswa kini kesulitan untuk tetap melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah karena tidak terkontrolnya kegiatan tersebut dan kurangnya bahan bacaan di rumah. Melihat fenomena ini, Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga pendidikan yang menyelanggarakan kuliah kerja nyata (KKN), dalam periode gelombang keduanya memiliki tema Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pusat Prestasi Nasional, dengan tujuan untuk mengembalikan minat literasi  siswa walau pembelajaran masih daring.

Pelaksanaan KKN di SDN Abdi Negara adalah salah satu upaya untuk meningkatkan literasi siswa. Di SDN Abdi Negara kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua metode, secara PTMT (pertemuan tatap muka terbatas) pada hari tertentu dan tetap melaksanakan pembelajaran daring untuk hari lainnya. Jika dilihat dari hasil membaca dan menulis siswa lebih efektif pada saat PTMT yaitu saat pembelajaran secara luring.

Kegiatan KKN yang dilakukan di SDN Abdi Negara ini membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik secara luring maupun secara daring. Dalam kegiatan pembelajaran secara daring, dibantu dengan membuatkan media pembelajaran yang berkaitan dengan kegiatan literasi untuk menunjang kegiatan pembelajaran dalam bentuk ppt maupun video, juga mendampingi orang tua siswa dalam pelaksanaannya. Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran secara luring, dibantu dengan mendampingi guru selama berlangsungnya pembelajaran didalam kelas.

Kegiatan yang mendukung dalam menumbuhkan minat baca siswa di SDN Abdi Negara yaitu dengan kegiatan online yang dilakukan dalam menumbuhkan minat baca siswa seperti mengirimkan media pembelajaran baik itu berbentuk ppt, video, atau poster dengan tampilan yang menarik dan informatif. Lalu siswa akan membacakan ulang atau menuliskan kembali apa yang telah mereka baca.

Setelah dilaksanakannya kegiatan KKN diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat literasi siswa seperti lingkungan keluarga, guru, kurangnya bahan bacaan, dan kemajuan teknolog karena banyak dari peserta didik yang lebih tertarik untuk menggunakan gawai untuk bermain game daripada membaca. Untuk menumbuhkan minat literasi, peran semua pihak diperlukan sehingga terbentuk karakteristik siswa maupun masyarakat yang memiliki pengetahuan dan rasa ingin tahu akan hal-hal baru disertai dengan dukungan fasilitas yang memadai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun