Mohon tunggu...
Mistiani
Mistiani Mohon Tunggu... Guru - teacher

71 lines

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Lelaki Gemblung

7 Desember 2020   01:20 Diperbarui: 7 Desember 2020   02:04 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di depan jendela kaca seorang lelaki berdiri mematung

 Matanya  memandang dengan tatapan kosong seolah berkabung

Di sudut hati, menyeka lara akan kerasnya kehidupan yang tak berujung

Hatinya risau,  meronta, marah, naif  bak arusnya kehidupan yang tidak beruntung

Hidupnya   hanya  membayangkan arus yang biru  dan gelap

Harapannya yang  sirna, impiannya yang  terhempas sebagai alasan tuk salahkan Tuhan

Lelaki ini hanya bisa meratap pilu, seolah sesal diri dan menunggu

Kala bicara, tatapan  matanya kosong, bak melukis matahari pudar dan pikiran-pikiran

tak berujung

Karena ulahnya, hidupnya tidak menentu  bak pengembara

Tidak bisa  berkata-kata, hanya diam dalam  gerimis  yang sepi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun