Mohon tunggu...
Dewi Puspitasari
Dewi Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Saya adalah Guru di SDN Pagedangan 01. Saya suka menulis. Saya bergabung disini dengan harapan, saya bisa meningkatkan kemampuan menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

4 Desember 2022   04:14 Diperbarui: 4 Desember 2022   04:17 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga Kesehatan dan keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan modul 1.3 yaitu tentang Visi Guru Penggerak. Kali ini saya akan memaparkannya dengan menggunakan model 4F. 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan Facts (Peristiwa), Feelings (Perasaan), Findings (Pembelajaran) dan Future (Penerapan).

Facts

Setelah mempelajari modul 1.1 tentang Filosofi KHD dan modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, kami Calon Guru Penggerak Angkatan 7 disuguhi modul 1.3 yaitu tentang Visi guru penggerak. Awal saya membaca modul ini saya merasa sangat tertantang sekali, banyak sekali materi baru dan hal baru yang saya dapatkan dan baru saya sadari dengan sepenuh hati sekarang. Pada awal modul ini saya diminta untuk berimajinasi tentang murid impian saya di masa depan. Murid seperti apa yang saya inginkan di masa yang akan datang. Dari konsep mulai diri ini lah kemudian saya belajar bahwa untuk mewujudkan murid impian saya tentunya saya harus mempunyai visi yang jelas. Pada modul ini, saya diajarkan untuk bagaimana merancang visi masa depan sebagai seorang guru penggerak. Bahwa setiap guru penggerak harus mempunyai visi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apa visi saya tentunya selaras dengan murid impian saya dan sekolah impian saya di masa depan. Saya juga mengenal inquiri apresiatif sebagai paradigma perubahan kolaboratif yang berfokus kepada hal-hal positif sebagai batu pijakan untuk membuat perubahan. Kemudian, juga ada BAGJA yang dilandaskan pada inquiri apresiatif tersebut. BAGJA merupakan singkatan dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi.

Feelings

Di awal saya sudah sedikit bercerita bahwa saya merasa tertantang dan bersemangat sekali mempelajari modul ini. Saya merasa bersemangat ketika mempelajari modul ini karena sebelumnya tidak pernah terpikir oleh saya bahwa ketika kita ingin melakukan perubahan ternyata ada metode atau langkah-langkahnya. Ternyata bila kita ingin berubah, sekedar niat saja tidak cukup. Kita perlu merancang sebuah strategi perubahan agar perubahan yang kita lakukan lebih terarah dan lebih mudah mencapai tujuan. Perasaan positif ini kemudian saya tuangkan ke dalam bentuk ide-ide yang akan saya terapkan baik di kelas maupun di sekolah. Dan akan saya sebarkan ke rekan sejawat dan seluruh komponen sekolah agar ilmu baik yang saya dapatkan dari modul ini bisa dirasakan manfaatnya oleh lingkungan sekitar saya.

Findings

Pembelajaran yang saya dapatkan dari modul ini banyak sekali. Diantaranya adalah bahwa ternyata kita sebagai pendidik perlu menyusun visi sendiri karena walau kitalah yang setiap hari menemani mereka belajar dan berkembang, kitalah sebagai guru yang setiap hari bersentuhan dan berkomunikasi langsung dengan siswa. Selama ini saya berpikir bahwa sebagai pendidik saya tidak perlu menyusun visi karena sekolah sudah mempunyai visi, yang secara tidak langsung itu adalah visi saya juga. Tetapi ternyata pemikiran say aini adalah pemikiran yang salah ya! Visi sekolah berbeda dengan visi guru. Setiap guru pastinya mempunyai visi yang berbeda-beda, mereka mempunyai harapan dan impian yang berbeda tentang murid. Seharusnya visi dari masing-masing pendidik di suatu sekolah ditelaah dan disatukan sehingga dapat menjadi sebuah visi sekolah. Dengan demikian, semua pihak di sekolah betul-betul merasakan bahwa mereka memiliki visi dan tujuan yang sama. Tentunya hal ini harus dikomunikasikan lebih awal sebelum memasuki tahun pelajaran baru, sebelum kurikulum dibuat. Kemudian seiring berjalannya waktu perlu ada evaluasi dan refleksi apakah visi dari setiap pendidik tersebut sudah berhasil atau belum. Tentunya ini perlu kolaborasi dengan berbagai pihak yang ada di sekolah.

Future

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun