Mohon tunggu...
Misna zain
Misna zain Mohon Tunggu... Ilmuwan - Misna zain

Semangat pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makhluk Astral Marah, Sebab Tak Dihormati

23 September 2020   07:35 Diperbarui: 23 September 2020   07:40 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

desi pun masih ketakutan terlihat tubuhnya masih gemetar, ibunya pun khawatir dan langsung pergi dan kembali membawakan Desi segelas air putih, desi akhirnya meminum layaknya manusia yang kehausan berbulan-bulan tanpa jeda.

Desi pun sedikit demi sedikit mulai tenang, ia pun mulai menceritakan apa yang tadi terjadi kepada ibunya, ibu desi mengatakan "itu berarti sosok penunggu rumah nak, mestinya kamu hormati dengan mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah nak, ini peringatan bagimu, bahwa kau tidak boleh masuk ke rumah tanpa memedulikan etika dengan mengucapkan salam, sebab setiap rumah ada penunggunya nak, makhluk yang tadi merasa terganggu sebab tidak dihargai, kamu sih bandel langsung lari masuk menerobos ke dalam rumah, jadi jangan ulangi seperti itu lagi yah nak, budayakan saling menghormati", ucap ibu desi.

Desi akhirnya menyesali perbuatannya itu, ia mengatakan pada ibunya "iya bu, desi tidak akan mengulanginya lagi". Selang beberapa saat keluarlah adik desi si diwan, apa yang terjadi selanjutnya...

Diwan mengatakan "kenapa kau berteriak tadi kak, padahal aku ada di dalam kamar gelap itu, apa kau tak melihatku???"

Desi "yah enggak lah dek, orang aku liatnya makhluk astral layaknya kuntilanak yang marah", si diwan pun juga kaget dan mengatakan "oh sangat mengerikannya apa yang kau lihat kak", si desi pun tanpa basa-basi meminta maaf kepada adiknya dengan berkata "dek, kakak minta maaf yah yang tadi kakak jailin terus", si diwan merespon kakaknya dengan berkata "hehehe iyya kak, aku maafin, ndak usah dipermaslahkan lagi". Keduanya pun tertawa dan saling berpelukan setelah peristiwa yang mengerikan tersebut.

Tamat....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun