Mohon tunggu...
Misna zain
Misna zain Mohon Tunggu... Ilmuwan - Misna zain

Semangat pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makhluk Astral Marah, Sebab Tak Dihormati

23 September 2020   07:35 Diperbarui: 23 September 2020   07:40 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari terdapat sebuah keluarga kecil yang berada di desa marawi, kabupaten Pinrang, yah mereka terdiri dari dari seorang suami, istri dan enam orang anaknya. 

Setiap hari keluarga ini sangat rutin beraktivitas layaknya semut-semut yang saling bahu-membahu, tiap-tiap anak dari keluarga tersebut mempunyai pekerjaan rumah masing-masing seperti berikut ini: desi bertugas menyirami bunga di pekarangan halaman yang luasnya tidak mencapai hektare, ani diberi tugas tiap hari untuk menyapu rumah bagian dalam dua kamar, ruang tamu, diwan mencuci motor yang dipakai tiap hari, kadang motor yang dicucinya sangat kotor sebab hujan yang lebat, vina bertugas membersihkan kolong rumah yang juga tidak terlalu luas, sedangkan evi dan adi membersihkan kebun samping rumah setiap pagi dan sorenya. 

Kadang enam bersaudara ini juga menikmati moment mereka bersama, seperti berfoto bareng, bermain petak umpet, yah kakak pertama dan kedua sih yang udah gede juga ikutan main, hmm kedengarannya lucy juga yah, udah gede masih main sama bocah-bocah, hehehe.

Keesokan harinya cuaca sangat cerah tanpa sedikitpun tanda-tanda mendung hingga terjadinya hujan lebat, kami berangkat ke sekolah masing-masing, dengan berbagai cara kami menempuh sekolah ada yang jalan kaki, naik besepeda, naik motor hingga ada juga yang naik mobil, yah jaraknya di sini berbeda jadinya tiap-tipa anak menempuh cara yang tidak sama.

Sepulang sekolah evi, ani, vina dan adi mengerjakan tugas sekolah dari guru mereka masing-masing setelah beberapa jam mengerjakan tugas, akhirnya selesai jua, mereka beristirahat sejenak. 

Waktu siang yang sangat terik, si desi anak pertama dan si diwan anak kedua sedang asyik lari berkejar-kejaran tanpa memedulikan kondisi dan situasi di sekitarnya, keduanya larut dalam permainan yang sangat menggairahkan hingga keduanya tak  sadar bahwa telah berlari mengelilingi sebuah rumah tak berpenghuni di belakang rumahnya, yah rumah kosong tersebut telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, sebab pemiliknya telah meniggal dunia beberapa tahun yang lalu. 

Tanpa sepengetahuan desi, diwan ternyata sangat kesal sebab dari tadi desi doyan mengejar diwan ke mana-mana hingga muncullah niat untuk membuat kesal desi, diwan pun diam-diam naik ke atas rumah dan masuk ke dalam kamar yang sangat gelap dan meneriaki akan merobek buku desi, yah ngancam ghitu. 

Desi pun berlari tanpa memerhatikan kondisi dan situasi sekitar ia tenggelam dalam ketakutannya sebab bukunya akan dirobek oleh adikknya yang dari tadi ia jailin, ia berlari dengan tergopoh-gopoh ke atas rumah melalui tangga yang ia lewati tanpa mengucapkan salam ia berlari menerobos ke dalam rumah. 

Selanjutnya apa yang terjadi di luar dugaannya, ia tiba-tiba terhenti di sebuah pintu kamar yang gelap dan menoleh ke samping dengan mata mencari-cari, alhasil ia melihat sosok yang sangat mengerikan yang berwujud seorang perempuan berbaju putih, berambut panjang yang diikat, serta kepala yang mengarah kepada desi.

Matanya yang hitam dan melotot membuat desi ketakutan dan tak berkutik sedikit pun, dan tanpa berucap satu kata pun seketika desi langsung berteriak dengan sangat keras sambil berlari layaknya manusia yang kerasukan, akibat terlalu takut Desi melewati tangga dengan sangat cepat tanpa rem dengan menancap gas yang terlalu cepat. 

Ibu teti yang tadinya buang air kecil di wc depan tangga hampir tidak memasang celananya kembali sebab kaget akibat tindakan desi yang berteriak ketakutan dan berlari terbirit-birit menuruni anak tangga, ibu Desi pun juga ikut kaget dengan tingkah anaknya itu, dan ia berkata kepada desi "nak, kamu kenapa kok lari dan teriak-teriak nggak jelas?", 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun