Pernahkah kita mendengar Autofagi? Apakah kaitannya dengan detoks tubuh, sahabat? Tahukah kalau Autofagi itu membuat manusia jadi panjang umur lewat detoks?
Mari kita bahas tentang konsep Autofagi serta manfaatnya bagi tubuh di saat puasa di bulan Ramadhan.
Di bulan Ramadhan ini kita berpuasa sejak pagi subuh hingga sore menjelang malam atau Maghrib. Seharian penuh tubuh kita menahan lapar dan dahaga, hingga waktu berbuka tiba.
Dalam prinsip Autofagi, yaitu membuat tubuh seseorang menjadi lapar dengan jarak waktu tertentu. Ketika seseorang lapar, otomatis sel-sel tubuhnya pun ikut merasakan kelaparan tersebut.Â
Saat lapar itulah, sel-sel tubuh akan memakan dirinya sendiri yaitu bagian tubuh yang rusak, dan tidak berguna, atau sel mati. Sehingga sel-sel yang tak berguna, sel mati tersebut, yang seharusnya menjadi sampah di dalam tubuh tidak lagi membahayakan diri manusia itu sendiri.
Dalam ilmu kedokteran dan kesehatan, ini juga dikenal dengan nama detoks, yaitu pembersihan racun-racun tubuh yang tak berguna dan membuat penyakit.
Lalu? Kaitannya dengan kita yang berpuasa saat ini, dengan puasa sesungguhnya telah menjadi pembersih tubuh atau detoks dari sampah yang tak berguna dan membahayakan. Hal ini sudah dibuktikan oleh seorang peneliti Jepang Yoshinori Ohsumi, ketika seseorang  dalam keadaan lapar atau berpuasa selama minimal 8jam dan maksimal 16jam, tubuhnya akan membentuk protein secara khusus yang bernama Autophagisom di seluruh tubuh.
Autophagisom laksana sapu besar yang akan mengumpulkan dan mengeluarkan sel mati, sel-sel tidak berguna dalam tubuh, yang bisa membahayakan manusia. Sel-sel ini banyak dihasilkan oleh sel kanker, sel-sel berbentuk virus atau bakteri penyebab penyakit berbahaya dan mematikan.
Protein Autophagisom ini akan menghancurkan serta memakan semua sel berbahaya tersebut lalu dikeluarkan dari tubuh manusia, melalui rasa lapar. Sarannya dokter Yoshinori Ohsumi semua orang yang ingin sehat sebaiknya berpuasa dua sampai tiga kali dalam seminggu. Penelitian dokter Yoshinori Ohsumi ini mendapatkan penghargaan Nobel di bidang kedokteran, dan risetnya dikenal dengan nama Autofagi.
Sementara dalam Islam mengajarkan puasa sunah Senin-Kamis, dan ada juga seminggu tiga kali berturut-turut setiap bulannya yang dikenal dengan Puasa Sunnah Ayyamul Bidh. Jadi, dengan puasa ramadhan selama 1 bulan penuh setiap tahunnya, membuktikan bahwa Autofagi sudah lebih dulu diterapkan Islam sejak 15abad yang lalu oleh Rosulullah Saw.
Tinggal kita membiasakannya nanti setelah Ramadhan usai, sebagai kebiasaan baik dan bermanfaat positif bagi tubuh.
Semoga bermanfaat, sahabat.