Mohon tunggu...
Misbahul Ulum
Misbahul Ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Juru ketik, anak petani tulen, mantan karyawan negara.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bank Syariah Itu Solusi Bukan Ilusi

4 Juni 2017   12:42 Diperbarui: 4 Juni 2017   12:56 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara statistik, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Sekalipun Indonesia bukanlah negara Islam, tetapi praktik kehidupan sehari-hari, nilai-nilai Islam menjadi pedoman bagi seluruh pemeluknya. Bahkan, falsafah dasar negara Indonesia yang menjadi pedoman seluruh warga negara merupakan bentuk mengejawantahan dari nilai-nilai luhur ajaran Islam. Jadi, Islam dan Indonesia adalah adalah dua hal yang nyaris tidak bisa dipisahkan.

Tapi, harus diakui pula bahwa di negara mayoritas muslim ini, ada semacam gejala islamophobia yang tidak hanya menjangkiti masyarakat non-muslim, tetapi juga menjangkiti sebagian pemeluk agama Islam itu sendiri. Ada semacam kehawatiran yang berlebihan terhadap Islam. Hal itu wajar lantaran selama ini Islam selalu diasosiasikan dengan gerakan radikal sebagaimana yang tercermin di negara-negara Islam Timur Tengah sampai saat ini.

Ketakutan berlebihan terhadap Islam tersebut akhirnya terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, segala sesuatu yang indentik dan bercorak Islam (baca: Arab) tidak bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah keberadaan Bank Syariah (Islamic Banking). Diakui atau tidak, tidak semua ummat Islam di Indonesia menggunakan bank syariah sebagai tempat untuk menitipkan uang dan membantu transaksi keuangan mereka sehari-hari. Hal itu terjadi karena penyakit Islamophobia yang sampai saat ini belum sembuh, serta bank syariah belum mampu memberikan edukasi yang menyeluruh kepada masyarakat.

Sumber: Twitter.com/Ayokebanksyariah
Sumber: Twitter.com/Ayokebanksyariah
Bank Syariah milik Semua

Padahal, bank syariah sejatinya bukanlah monopoli ummat Islam semata, atau sebuah bentuk dikotomi antara Islam dan non-Islam, yang hanya diboleh dimanfaatkan oleh ummat Islam saja. Bank syariah adalah sebuah sistem tata kelola keuangan yang sesuai dengan nilai dan spirit Islam. Yakni sebuah tata kelola keuangan yang dilakukan dalam rangka ta'awun (tolong menolong) dan meniadakan riba (bunga/rente).

Bank syariah adalah sistem yang di dalamnya terdapat cara sekaligus tujuan. Bank syariah muncul dari kegelisahan terhadap tata kelola keuangan konvensional yang cenderung meniadakan semangat tolong menolong sesama manusia. Bank konvensional dengan sistem riba-nya hanya berorientasi pada keuntungan semata (Bisnis Oriented) dan menghilangkan nilai-nilai humanisme. Sementara itu, bank syariah muncul atas kesadaran bahwa manusia adalah zoon politicon yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itulah bank syariah muncul selain dalam rangka melembagakan semangat tolong menolong dalam kerangka tata kelola keuangan (Social Oriented), juga melakukan juga sekaligus menghilangkan keberadaan riba yang selama ini sangat membelenggu masyarakat.

Sebagai bank yang lahir di atas nilai-nilai Islam. Bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya tidak boleh bertentangan dua arus utama dalam transaksi keuangan Islam. Yaitu arus yang bertujuan untuk tabarru' atau ta'awun (tolong menolong) dan arus yang bertujuan untuk Tijari atau perdagangan (profit oriented). Di sinilah letak perbedaan utama bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah melakukan dua peran sekaligus, yaitu tolong menolong dan perdagangan. Namun demikian, sekalipun bank syariah melakukan kegiatan bisnis (Tijari) hal itu semata dilakukan dalam rangka bisnis murni (Underlying Transaction), bukan menjual belikan uang.

Sumber: Dakwatuna
Sumber: Dakwatuna
Bank Syariah adalah Solusi

Apabila melihat semangat bank syariah sebagaimana diurai di atas, sesungguhnya bank syariah adalah solusi atas persoalan keuangan, khususnya di Indonesia dengan jumlah penduduk miskin yang cukup besar. Bank syariah melalui skema ta'awun dapat melakukan tugas menolong masyarakat yang kurang mampu melalui produk Qard al-Hasan (pinjaman tanpa bagi hasil) maupun melalui perannya dalam menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah dari masyarakat.

Hanya saja, bank syariah memang belum begitu populer dan memikat hati masyarakat karena masih dipandang sebelah mata. Bank syariah dengan skema bagi hasil masih dianggap sejenis dengan skema bunga di bank konvensional. Selain itu, bank syariah juga belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat khususnya dalam melakukan transaksi keuangan sehari-hari. Padahal faktanya tidaklah demikian.

Fakta menunjukkan bahwa bank syariah di Indoensia terbukti mampu melalui badai krisis tahun 2008 dengan sangat baik. Di saat perbankan konvensional dengan sistem bunganya harus menyesuaikan diri dengan krisis dunia,  bank syariah justru mampu bertahan melalui krisis dengan skema bagi hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun