Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Matcha, Padel dan Media Sosial: Hidup Kita Bukan Kompetisi Konten

16 Juni 2025   06:00 Diperbarui: 19 Juni 2025   11:49 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi matcha (sumber:freepik/pvproductions)

Siapa yang tak kenal olahraga padel yang mendadak digandrungi kaum urban? Bahkan secangkir matcha seharga puluhan ribu rupiah kini dianggap sebagai bagian dari gaya hidup kekinian. 

Banyak dari kita yang mungkin tidak benar-benar menyukai hal-hal itu, tapi tetap mengikutinya. Mengapa? Karena kita takut ketinggalan. 

Takut tak dianggap bagian dari lingkaran sosial. Takut disebut tidak gaul, tidak update, atau tidak relevan. 

Itulah FOMO—Fear of Missing Out—sebuah fenomena psikologis yang makin mengakar di tengah masyarakat modern yang hiperterhubung.

FOMO bukan sekadar perasaan iri saat melihat teman jalan-jalan ke luar negeri atau nongkrong di tempat hits. 

Lebih dari itu, ia merembes perlahan dalam kehidupan kita, membuat kita merasa kurang hanya karena tidak ikut dalam tren tertentu. 

Apalagi ketika setiap hari kita disuguhkan postingan di media sosial: teman yang baru beli sneakers edisi terbatas, selebgram yang baru saja mencoba kelas pilates eksklusif, atau influencer yang memamerkan kopi matcha mahal sambil duduk di kafe estetik.

Namun, di tengah arus informasi yang tak pernah padam ini, kita perlu bertanya: apakah semua itu benar-benar perlu? Apakah kita mengikuti tren karena suka, atau hanya karena takut ketinggalan? 

Jika kamu mulai merasa lelah mengejar sesuatu yang bahkan tidak kamu pahami sepenuhnya, mungkin inilah waktunya untuk berhenti sejenak dan mengevaluasi: apakah kita hidup atas pilihan sendiri, atau sekadar mengikuti orang lain?

Media Sosial: Lahan Subur yang Menyuburkan FOMO

Tak bisa dipungkiri, media sosial adalah panggung utama bagi FOMO. Di sana, semua orang tampak bahagia, sukses, dan selalu tahu hal paling baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun