Di tengah ketidakpastian ekonomi global, lonjakan inflasi, hingga naik-turunnya pendapatan banyak orang, perencanaan keuangan menjadi hal yang semakin krusial.Â
Banyak dari kita yang mulai menyadari pentingnya membangun fondasi finansial yang kokoh.Â
Namun, sering kali muncul pertanyaan: mana yang sebaiknya diprioritaskan terlebih dahulu, menghimpun dana darurat atau langsung mulai investasi?
Kedua hal ini sama-sama penting, namun pemahaman mengenai urutannya dapat membuat perbedaan besar terhadap stabilitas finansial seseorang dalam jangka panjang.Â
Kesalahan dalam menyusun prioritas bisa berakibat fatal, apalagi jika dihadapkan dengan kejadian tak terduga.Â
Oleh karena itu, sebelum gegabah menyisihkan uang untuk investasi, penting untuk memahami mengapa dana darurat seharusnya menjadi pondasi utama dalam pengelolaan keuangan pribadi.
Mengapa Dana Darurat Harus Didahulukan?
Dana darurat adalah tabungan yang disiapkan khusus untuk menghadapi situasi darurat yang tak bisa diprediksi, seperti kehilangan pekerjaan, biaya pengobatan mendadak, kecelakaan, atau kebutuhan rumah tangga yang mendesak seperti kerusakan atap atau kendaraan.Â
Dana ini bersifat likuid, artinya mudah diakses kapan saja tanpa risiko penurunan nilai yang besar.
Idealnya, dana darurat mencakup minimal tiga hingga enam bulan dari total pengeluaran rutin bulanan.Â
Misalnya, jika kebutuhan hidupmu sekitar 5 juta rupiah per bulan, maka dana darurat yang aman berkisar antara 15 hingga 30 juta rupiah.Â