Peran perempuan dalam masyarakat Indonesia terus mengalami pergeseran yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.Â
Stereotip lama yang menempatkan perempuan hanya sebagai "tulang rusuk", simbol pendamping laki-laki dalam rumah tangga, kini mulai bergeser seiring dengan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya.Â
Semakin banyak perempuan yang tidak hanya berperan sebagai pendamping, tetapi juga sebagai tulang punggung ekonomi keluarga.Â
Mereka hadir sebagai pencari nafkah utama, bekerja di berbagai sektor untuk memastikan kebutuhan rumah tangga terpenuhi, bahkan ketika sistem sosial dan struktur kerja belum sepenuhnya berpihak pada mereka.Â
Pergeseran ini membawa tantangan tersendiri, karena banyak perempuan yang harus menjalani peran ganda, menjadi pekerja di luar rumah sekaligus pengurus rumah tangga yang utama.
Meningkatnya Jumlah Female Breadwinner di Indonesia
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat bahwa sekitar 14,37% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia adalah perempuan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, atau yang kini lebih dikenal dengan istilah female breadwinner.Â
Angka tersebut berarti satu dari sepuluh pekerja di Indonesia adalah perempuan yang memikul tanggung jawab sebagai pencari nafkah utama.Â
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang masih memegang kuat nilai-nilai patriarkal, fenomena ini merupakan perkembangan yang cukup signifikan dan mencerminkan realitas baru dalam struktur ekonomi rumah tangga.
Sebagian besar female breadwinner tinggal di kawasan perkotaan, dengan latar belakang pendidikan yang umumnya hanya sampai tingkat dasar.Â
Namun, keterbatasan pendidikan ini tidak menghalangi mereka untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga.Â