Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pedagang Pasar Gigit Jari, UMKM Digital Panen Cuan

23 April 2025   06:00 Diperbarui: 23 April 2025   11:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi toko baju (sumber:freepik/freepik)

Pasar tradisional yang dulu menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat kini mulai kehilangan denyutnya. 

Banyak pedagang yang sudah bertahun-tahun menempati lapak, membangun relasi dengan pelanggan, dan menjaga kualitas dagangannya, kini harus menahan sepi. 

Ironisnya, di saat yang sama, pelaku usaha yang berpindah ke platform digital malah kebanjiran pesanan. 

Fenomena ini bukan semata soal nasib atau rezeki, tapi lebih dalam: ini soal akses dan adaptasi terhadap teknologi.

Pedagang pasar tradisional, meskipun termasuk pelaku UMKM, sering kali terhambat oleh pola kerja lama. 

Mereka tidak punya sistem bisnis yang bisa dikembangkan, tidak memahami bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas, dan sebagian bahkan belum memiliki perangkat yang memadai. 

Di sisi lain, pelaku usaha yang berjualan secara online mampu melewati batasan waktu dan tempat. 

Mereka bisa berjualan 24 jam, menjangkau konsumen dari berbagai kota bahkan negara, dan menjalankan operasional dengan lebih fleksibel. 

Inilah yang akhirnya menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara dua kelompok pelaku usaha kecil yang sebenarnya punya tujuan sama: mencari nafkah.

UMKM yang Terbelah: Dua Dunia dalam Satu Label

Hari ini, pelaku UMKM bisa dikelompokkan ke dalam dua kubu: mereka yang masih bertahan di pasar tradisional dan mereka yang telah bermigrasi ke e-commerce. 

Meski sama-sama masuk kategori usaha kecil dan menengah, nasib mereka kini berbeda jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun