Ramadan tiba dan euforia belanja pun semakin terasa. Dari kebutuhan pokok hingga barang incaran yang sudah lama diidamkan, semuanya menggoda untuk masuk ke keranjang belanja.Â
Tak heran jika pusat perbelanjaan dan e-commerce mulai dipenuhi oleh promo besar-besaran yang semakin menarik perhatian.Â
Namun, di tengah semangat belanja ini, ada satu pertanyaan yang perlu kita renungkan: mana yang harus didahulukan, kebutuhan atau keinginan?Â
Di bulan penuh berkah ini, belanja cerdas bukan hanya soal menghemat, tapi juga memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan membawa manfaat yang lebih besar bagi diri sendiri maupun orang lain.
Ramadan adalah momen untuk memperbaiki diri, termasuk dalam mengatur keuangan. Godaan belanja memang sulit dihindari, apalagi dengan adanya berbagai promo menarik.Â
Namun, tanpa perencanaan yang baik, pengeluaran bisa membengkak dan membuat kondisi keuangan berantakan.Â
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menerapkan strategi belanja yang lebih cerdas agar Ramadan tetap berkah tanpa boros.
Menyadari Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan
Sebelum tergoda untuk checkout di e-commerce atau memborong barang di pusat perbelanjaan, ada baiknya untuk bertanya pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan sesaat.Â
Sering kali, kita membeli sesuatu hanya karena tergiur promo atau tren, tanpa benar-benar mempertimbangkan manfaatnya.Â
Salah satu cara untuk menghindari belanja impulsif adalah dengan mengevaluasi apakah barang tersebut akan berdampak besar pada keseharian kita jika tidak segera dibeli.