Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jidor Legendaris dan Petaka Mengompol di Mushola

4 Maret 2025   06:00 Diperbarui: 3 Maret 2025   11:22 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi surau (sumber:freepik/freepik)

Ramadan selalu menghadirkan kenangan tersendiri bagi setiap orang, terutama ketika masa kecil. 

Bagi saya, Ramadan di tahun 1995 adalah masa yang penuh dengan kebersamaan, keceriaan, dan petualangan kecil di desa. 

Saat itu, saya baru saja masuk sekolah dasar, masih tinggal di desa yang sepi dengan jarak antar rumah yang berjauhan. 

Tanah lapang masih banyak, menjadi tempat bermain sepak bola dan bendengan bersama teman-teman. 

Listrik pun sering padam, dan hanya sedikit orang yang memiliki televisi, sehingga kegiatan fisik dan permainan tradisional menjadi hiburan utama kami.

Suasana Desa Saat Ramadan

Desa tempat saya tinggal pada tahun 1995 masih sangat asri dan jauh dari hiruk-pikuk kota. 

Rumah-rumah berjauhan, dikelilingi sawah dan pepohonan rindang. Jalanan di desa masih berupa tanah atau berbatu, dengan lampu penerangan yang terbatas. 

Ketika malam tiba, suasana menjadi gelap gulita jika listrik mati, hanya ditemani cahaya rembulan dan lampu minyak di beberapa rumah.

Di bulan Ramadan, desa terasa lebih hidup. Setiap sore, anak-anak berlarian di jalanan menuju masjid atau mushola untuk mengikuti tadarus Al-Qur'an. 

Para ibu sibuk menyiapkan hidangan berbuka puasa, sementara bapak-bapak mengobrol di serambi rumah atau surau sambil menunggu waktu maghrib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun