Percakapan dengan Kecerdasan
Aku sering bertanya,
Mengapa begitu banyak yang kau tahu,
Namun dompetmu tetap sepi,
Buku-buku di rakmu penuh,
Tapi rekeningmu kosong.
Kecerdasan, kau adalah sahabat yang setia,
Namun terkadang, kau membuatku lupa,
Bahwa dunia ini tak hanya soal pikiran,
Tapi juga soal hati yang peka,
Dan tangan yang pandai berjabat.
Kau ajarkan aku teori,
Hingga lupa cara berbicara dengan tetangga,
Kau asah pikiranku,
Sampai aku tak tahu cara menerima kritik,
Sederhana, tapi menusuk.
Kau buatku berpikir panjang,
Sampai aku terjebak di labirin overthinking,
Berputar-putar, tak ada ujung,
Padahal solusi kadang sederhana,
Namun terlalu sering kulewatkan.
Kecerdasan, kau memang pandai,
Menyusun alasan-alasan indah,
Untuk setiap kesalahan yang kulakukan,
Tapi kadang, aku hanya butuh diam,
Dan belajar dari kesederhanaan.
Aku tahu, kau adalah berkah,
Tapi juga beban yang harus kupikul,
Mengajarkan aku bahwa kesuksesan,
Tak selalu datang dari yang pintar,
Tapi dari yang berani menghadapi kelemahan.
Maka kini, aku belajar,
Untuk menerima kebosanan,
Untuk bersabar dalam kesederhanaan,
Dan untuk membuka hatiku,
Pada mereka yang berbeda dariku.
Di dunia ini, kau memang penting,
Tapi tak segalanya.
Kau hanyalah satu sisi dari koin,
Yang harus kugenggam dengan bijak,
Agar langkahku menuju kaya,
Bukan sekadar dalam pengetahuan,
Tapi juga dalam kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H