Perawakan pemuda desa dengan kesederhanaan dari sebuah desa di pelosok Kabupaten Lebak, Â Banten. Desa Sindangwangi, Â Kecamatan Muncang, Â Kabupaten Lebak yang untuk menuju ke lokasi dibutuhkan perjuangan yang luar biasa.Â
Masa kecil yang harus dilewati tanpa kehadiran seorang kepala keluarga dan harus berjuang untuk membesarkan dan mendidik adik-adiknya.
Menjelang remaja bersama dengan seorang pendidik agama yaitu Ustadz Aby Engkos membantu kegiatan dalam Yayasan Yatim Piatu di Rangkasbitung.Â
Didikan ustadz Aby Engkos dan seorang Ulama di Sindang Wangi yaitu Haji Hasanudin telah membentuk kepribadiam yang penuh kesederhanaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Â Kepedulian tersebut seringkali membuatnya lupa akan kebutuhan pribadinya untuk masa depannya.Â
Berbekal kepribadian yang kuat, Â beliau berniat mendirikan Pondok Pesantren untuk mendidik keagamaan bagi putra/i dari Sindang Wangi yang bersekolah di Kota Rangkasbitung.Â
Didukung kebaikan seorang dernawan yang meminjamkan tanah untuk digunakan sebagai Ponpes maka terwujudlah dalam bentuk kontrakan petak 3 pintu. Â Kontrakan tersebut semula adalah sebuah kontrakan yang sudah tidak disewakan lagi.Â
Santriwan/santriwati belajar di Pondok Pesantren dengan membayar sukarela bahkan gratis bagi yang tidak mampu. Â Dengan diawali 10 santri yang belajar di sekolah umum di siang hari dan belajar agama di pagi, Â sore dan malam hari.Â
Berjalannya waktu dengan dibantu beberapa komunitas, Â beberapa asrama pun terbangun untuk pondokan santri. Â Santri pun semakin banyak mencapai puluhan santri.Â
Untung tak dapat diraih, Â berhembuslah "fitnah" bahwa Ponpes menerima bantuan puluhan juta dari pemerintah, Â yang membuat pemilik tanah tempat asrama meminta agar Ponpes dipindahkan. Ponpes itu sendiri bernama Ponpes Darul Arsyi sesuai nasehat dari Ustadz Aby Engkos sebagai orang yang dituakan oleh beliau.Â
Alhamdulillah, Â pertolongan Allah tiba, seorang Guru SD bernaa Hajah Eka berkenan untuk dijual tanahnya dengan cara dicicil.Â
Sebagai tanda jadi, Â beliaupun menjual mas kawinnya untuk membayar tanah tersebut senilai 5 juta rupiah.Â