Ini adalah sebuah pengalaman yang menyeramkan yang pernah aku alami bersama istri dan ke tiga anakku, setelah beberapa tahun yang lalu pernah kami alami juga, ketika itu hari minggu siang, setelah menikmati sarapan di lapangan Sempur Kota Bogor, kami ingin mengelilingi Kebun Raya Bogor, mobil kami taruh saja di parkiran lapangan Sempur, kami berjalan kaki menuju Kebun Raya Bogor, entah kenapa kami pagi ini tidak hanya mengelilingi tapi ingin masuk ke Taman Hutan Raya ini, entah untuk yang ke berapa puluh kalinya kami masuk ke taman ini.
Kembali ke pengalaman yang menyeramkan ini, biasanya kami kesini menbawa kendaraan sendiri, agar dapat melihat semua, karena kalau berjalan kaki pasti akan sangat melelahkan kalau ingin mengelilingi ini, atau naik mobil wira wiri pasti tidak akan puas karena tidak semua bisa dinikmati. Akhirnya kami berjalan kaki saja, melihat pemandangan dan nuansa alam yang ada, anak yang tertua dan yang kedua suka fotografi dan fokusnya suka ke binatang dan bunga, banyak foto burung-burung dan bunga yang sudah mereka koleksi.
Begitupun kali ini anak yang pertama dan kedua  memisahkan diri setelah kami berada di belakang istana Bogor, karena sekarang mendekati istana Bogor di larang oleh penjaga, Presiden yang sekarang tinggalnya di Istana Bogor, sehingga pengunjung di batasi untuk mendekati istana tersebut, kami memutar menuju makam Belanda kuno yang terdapat disana, saya dan istri duduk menikmati rimbunnya pohon bambu yang terdapat di sekeliling makam belanda kuno tersebut.
Saya hitung lebih 30  makam yang ada disana, anak kami yang kecil mengejar beberapa kupu-kupu untuk di abadikan pada handphone nya, selagi asyik menikmati  pemandangan seraya duduk disitu, entah dari mana ada seorang ibu-ibu tua mendekat kearah kami."Permisi boleh ikut duduk disini." katanya
"Oh,...Silahkan ibu."Istri saya menjawab dan bergeser sedikit memberi peluang kebada ibu ini untuk duduk bersama.
Ibu ini mengenakan kebaya, dengan selendang warna kuning dan memakai jarik batik, kalau dilihat usianya sekitar enam puluh tahunan, masih terlihat sisa-sisa kecantikan di wajahnya.
"Bapak dan Ibu dari mana, sapanya ramah.?"
"Kami dari Bogor saja bu, ibu sendiri dari mana.?" Jawab istriku
"Sama, saya dari Bogor juga."
"Sering kesini.?" Tanyanya
"Sering sih tidak, tapi lumayan banyaklah, ibu sendiri sering kesini.?"Tanya istriku