Akankah bisnis perhotelan di Indonesia di tahun 2020, akan bersinar atau redup, saya sudah dua tahun ini mengadakan kunjungan dan perjalanan wisata, tidak lagi langsung ke hotel, atau menuju langsung kepenginapan tetapi menggunakan AirBnB, Airy Room dan RedDoorz, dan adalagi yang terbaru yaitu OYO.
Namun untuk yang terkahir ini saya belum pernah menggunakannya, biayanya sangat murah. Saya cuma tidak mendapatkan sarapan pagi, kemudian saya membersihkan kamar sendiri, hal lain sama seperti kalau kita langsung ke hotel atau penginapan tersebut, untuk seorang yang suka mengadakan perjalanan.
Tentu tidak ada masalah buat kita untuk dua hal ini, yang terpenting buat saya hanya harga untuk sekedar beristirahat, karena besok akan blusukan lagi menuju tempat-tempat yang indah, selisih harga lumayan untuk orang yang suka bepergian seperti saya, selisih harga bisa saya gunakan untuk menuju tempat wisata baru atau saya pakai untuk menambah waktu perjalanan saya.
Perkembangan pariwisata pada industri 4.0 ini sangat meningkat pesat, hampir di seluruh negara mengembangkan sektor usaha ini, untuk Indonesia tentunya ini sangat menguntungkan dan sangat membanggakan, karena Indonesai salah satu Negara yang banyak sekali tempat-tempat wisata yang bisa di kunjungan dengan spesifikasi daerah masing-masing, menurut Bapenas kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dapat mencapai 8 %, dengan target kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 275 juta pada tahun 2019.
Sedangkan menurut sumber Word Travel and Tourism Concil,2019 Indonesia masuk dalam urutan 9 besar dunia. Karena dari data yang ada sejak tahun 2012 sampai sekarang menunjukan trand menanjak terus.
Untuk tahun 2020 di perkirakan angka ini akan menanjak lagi, yang jadi permasalahan sekarang, banyaknya wisatawan tidak lagi langsung berurusan dengan pihak hotel tetapi melalui AirBnB, Airy Room dan RedDoorz, serta OYO.
Platform-platform ini yang memungkinkan para pemilik rumah, apartemen, kamar kost, bahkan villa untuk menyewakan propertinya pada orang lain. Sayangnya saya belum memiliki data berapa tingkat hunian (occupancy) di beberapa hotel prosentasenya.
Seperti halnya minggu depan saya menggunakan sebuah penginapan seluruhnya berjumlah 18 kamar, ada 7 standar dan 8 superior, serta 3 deluxe total yang saya bayar hanya  Rp. 4.750.000,- sedangkan jumlah kami secara keseluruhan 42 orang. Dengan menggunakan AirBnB, dengan melihat keadaan ini, dan melihat temen-temen yang biasa traveling, apakah 2020, occupancy hotel berada di level 50 % atau akan turun lagi.
Bogor, 09112019