Jarot diam, dibukanya dulu pintu, di persilahkannya Monik untuk masuk terlebih dahulu, Monik berjalan perlahan tapi sorot matanya masih tajam ke arah Jarot. Jarot masuk dan menutup serta mengunci pintu serta bicara.
"Kak Jarot bingung waktu mendengar jawaban bapak dan apa yang ibu bilang tadi," Kata Jarot
"Ini semua salah kak Jarot, kak Jarot tidak bisa menjaga amanah, janji dengan kak Arian, Mon masih ingat saat kepergian kak Jarot malam itu, semua berawal dari situ." Kata Jarot seraya dia duduk di kursi tamu dalam hotel diikuti Monik
"Kami bertiga sepakat dari kecil untuk berteman sampai ajal menjemput kami bertiga, tidak ada yang namanya pacaran diantara kami bertiga murni berteman, kesepakatan ini setelah kami menginjak SMA, tapi  saat kuliah menjelang smester akhir kak Jarot dan Winda pacaran, kami berdua bisa menyembunyikan ini sampai beberapa tahun, sampai kami kerja, tapi malam itu, paket yang Monik terima, itu sebuah undangan perkawinan antara "Arian dan Winda" Kata Jarot
"Undangan perkawinan" Tanya Monik mengulang sambil mengeryitkan keningnya.
"Ia Undangan perkawinan" Ulang Jarot
"Kak Jarot kaget dan belum bisa menerima itu, karena hubungan kak Jarot dan Winda sudah mulai serius, untuk ke jenjang berikutnya, kenapa harus menerima undangan ini."
"Malam itu juga kak Jarot mutuskan untuk pergi, waktu itu yang ada di benak kak Jarot yang penting menghilang dulu entah kemana, sampai kak Jarot diterima di Dubai ini,"
"Monik masih ingat dua tahun lalu bapak dan ibu ke Bali, sayang Mon tidak ikut, kalau Mon ikut kak Jarot ada disana." Lanjut Jarot
"Makanya ada apa sebenarnya dengan Winda, kalau benar mereka baru mau menikah tahun depan, kenapa dengan undangan perkawinan malam itu." Lanjut Jarot
Monik tidak menjawab atau memberikan respon, Monik ke kamar mandi, membawa baju tidur, untuk ganti baju dan gosok gigi, dibiarkanya Jarot duduk dengan sejuta tanya di kepalanya.
Bogor, 09112019