Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Empat Tahun Berada Dalam Kebohongan #12

6 November 2019   11:12 Diperbarui: 6 November 2019   11:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Empat Tahun berada dalam kebohongan

Waktu terus berlalu, seiring dengan pergantian terbitnya bulan dan tenggelanya matahari, bapak dan ibu Jarot masih menyimpan rahasianya, dengan rapi. Monik yang awalnya tidak ingin meneuskan strata dua, sekarang malah sudah siap siap untuk di wisuda strata dua, dia dapat bea siswa dari kampusnya dengan catatan selesai langsung menjadi dosen di perguruan tinggi tersebut, dan untuk merayakan kali ini mereka akan bersama-sama berangkat ke Dubai.

Dubai dipilih karena memang sesuai dengan surat dari Jarot satu minggu yang lalu.

Winda dan Arian dalam tahun-tahun terakhir ini juga sudah jarang ke rumah orang tuanya Jarot, hanya sebulan sekali malah, di tahun ke empat setelah Jarot menghilang, dua hari sebelum keberangkatan ke Dubai kebetulan sekali Winda dan Arian pulang kerja main kerumah orang tua Jarot.

"Assalamualaikum."Kata Winda

"Waalaikum salam."Suara ibu terdengar dari dalam

"Ibu, bapak bagaimana kabarnya.?"Tanya Arian

"Alhamdulillah, kami sehat semua, bapak belum pulang dari masjid mungkin sebentar lagi."

"Monik bagaimana kabarnya bu.?"Tanya Winda

"Alhamdulillah tadi baru ngabarin, tinggal menunggu wisuda S2 nya, minta bapak dan ibu hadir, ini dia masih di Amerika."Jawab ibu

"Alhamdulillah, sukses ya bu, Monik akhirnya selesai juga, walau awalnya mau langsung kerja setelah selesai S1 nya."Lanjut Winda

"Kalian sendiri bagaimana, kapan nikahnya.?"Tanya ibu

"Nikah." Ulang Arian,"Kita pacaran saja tidak bu."Lanjut Arian

"Tidak baik, kalian sudah dewasa, bukan mukhrim, kemana-mana  berdua, kalau dulu Jarot ada, kalian kemana-mana bertiga, orang tidak menanggapi yang macam-macam, tapi ini kalian berdua, sudah dewasa, sudah punya pekerjaan tetap, tidak baik dilihat orang."Lanjut ibu

"Kalau saya tergantung Winda bu, kalau dia mau nikah besok, hayu."Kata Arian dan memandang ke wajah Winda, Winda dengan cepat menjawab

"Enak aja, main nikah-nikah." Mereka tertawa bersama

"Kalian sudah makan.?" Tanya ibu

"Kebetulan belum,bu." Ibu masak apa.?"Tanya Winda

"Ibu masak, sup bebek sama balado, kalian langsung saja makan di belakang."

"Bapak sudah makan apa belum bu,?"Tanya Arian

"Bapak belum makan, kalian duluan saja, takut bapak lama datangnya."Lanjut ibu

"Kami nunggu bapak saja bu, biar bareng bapak makannya."Kata Arian.

"Jarot tidak ada beritanya sama sekali ya,bu.?"Tanya Winda

"Ya, seperti yang kalian lihat sendiri,"Kata ibu

"Assalamualaikum." Terdengar suara bapak dari luar

"Waalaikum salam,"Jawab mereka bertiga, dan Arian langsung berdiri untuk membukakan pintu

Selagi Arian mencium tangan bapak, bapak terus berjalan kedalam seraya bertanya.

"Gimana kabarnya.?"

"Baik,pak."

Winda sama ibu berdiri menghampiri bapak, ibu mengulurkan tangan untuk mencium tangan bapak, kemudian Winda mengikuti mencium tangan bapak seperti biasa.

"Hayo, langsung makan saja ya, sudah ibu siapkan dimeja tinggal nambah piringnya, ibu tadi sudah duluaan habis sholat magrib, soalnya bapak ngak tentu pulangnya kalau malam."Kata ibu

"Kalian kapan nikahnya.?"Tanya bapak

"Nah, kan sama pertanyaan bapak sama ibu tadi."seloroh ibu

"Memang ibu tanya apa.?"

"Ya, sama kapan nikahnya."

 "Mereka jawab apa."

"Ya, bapak tanya sendiri."

"Kalian kapan nikahnya.?"Tanya bapak ke Arian dan Winda

"Tahun depan."Jawab Arian sekenanya

"Alhamdulillah." Ibu dan bapa berbarengan mengucapnya.

"Mari kita makan bersama,"Kata bapak

"Ibu makan lagi bu."Kata Winda seraya mengambil dua buah piring untuk dirinya dan Arian, karena di meja baru tersedia satu piring untuk bapak.

"Sudah kalian saja, ibu duduk disini saja, ibu masih kenyang."Kata ibu dan ikut nimbrung di meja makan

"Andai ada Jarot disini, tentu dia ikut bahagia mendengar kalian akan menikah tahun depan, mudahan segera ada kabar dari Jarot."Kata bapak

Suasana hening, hanya terdengar suara sendok beradu dengan piring sesekali.

"Oh, iya bapak sama ibu lusa mau ke Dubai, bertemu dengan Monik disana."Kata bapak

"Salam sama Monik ya pak."Kata Winda

"Nanti setelah selesai Monik kembali ke Indonesia kan pak.?"Tanya Winda

"Belum tahu, suka-suka dialah, yang penting bisa menjaga diri, ibadah tetap, selaku orang tua bapak hanya bisa berdo`a."

"Bapak berapa lama di Dubai.?"Tanya Arian

"Lima hari."Kata bapak

"Rumah siapa yang jaga.?"Tanya Arian

"Kalau di bawah satu minggu, bapak titip liat-liatkan sama tetangga sebelah, selama ini."Kata bapak

"Ibu sama bapak kalian keadaanya bagaimana.?"Tanya bapak

"Alhamdulillah baik semua pak." Jawab Arian dan Winda

"Ia, sudah lama juga kami tidak bertemu mereka, In Sya Allah mudahan pulang dari Dubai nanti bisa main kesana."Kata bapak

Mereka menikmati sup bebek masakan ibu, tanpa kata-kata, tanpa suara, hanya suara sendok dan garpu yang berbunyi beradu dengan piring.

Setelah selesai makan, semua kembali ke ruang keluarga, Winda mebersihkan semua yang kotor dan meletakkan di westafel.

"Biar Winda saja yang bersihkan, ibu istirahat saja di dalam."Kata Winda

Ibu menurut, ibu ke dalam keruang keluarga bersama bapak dan Arian,sementara Winda mencuci piring.

Selesai mencuci piring, Winda ikutan nimbrung, ngobrol sana sini, tak terasa waktu menunjukan pukul 9.30 malam, Arian dan Winda pamit untuk pulang.

Saat akan naik ke boncengan Arian memandang Winda,"Jadi kan kita kawin tahun depan, tidak usah pakai pacaran, atau apa orang selama ini sudah tau semua jelek dan baiknya."

Winda tidak menjawab tapi dicubitnya pinggang Arian, dan dia naik kemotor, kali ini tangannya di lingkarkan ke perut Arian yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya ke pada Arian, baru kepada satu orang Jarot.

Bogor,06112019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun