Kemarin merupakan sejarah baru bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, baik bagi pendatang baru maupun anggota lama, saat ketua sementara menyebutkan perolehan kursi sesuai dengan Partai yang ada kita dapat merankingkannya
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh 128 kursi, Golongan Karya 85 kursi, Gerindra 78 kursi, Nasdem 59 Kursi, PKB 58 kursi, Demokrat 54 kursi, PKS 50 kursi, PAN 44 kursi, PPP 19 kursi. Partai-partai inilah yang memiliki perwakilan disini, kalau dilihat dari data ini dan data peserta pemilu yang lalu maka terdapat 7 partai yang tidak ada wakilnya di sana dengan kata lain mereka tidak memiliki kursi, yaitu partai Berkarya, PSI, Hanura, PBB, Perindo, PKPI dan Garuda.
Dan melihat cara pemilihan ketua kemarin dan yang masih mengusung nama-nama yang duduk di jajaran ketua dan wakil ketua diambil dari partai yang memiliki kursi terbanyak, kalau hal ini saya melihatnya ada korelasi, ada hubungan sebab akibat, namun melihat dari perkembangan yang ada di Tanah Air, ada satu yang masih sulit untuk saya cerna korelasinya yaitu dengan musibah yang kita lihat di Papua.
Komisi Pemilihan Umum saat menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara Tingkat Nasional Dalam Negeri dan penetapan hasil pemilu 2019 untuk provinsi Papua, Jokowi-Ma`ruf mendapat perolehan suara 3.021.713 sedangkan Prabowo-Sandi 311.352 suara.
Sangat jauh dan jomblang sekali mendekati angka 10 kali lipat perbandingannya.
Disini yang saya tidak mendapatkan korelasi yang saya maksud diatas, seharusnya suara terbanyak mendukung pemenangnya, namun disini tidak terlihat itu.
Semoga, tulisan ini mengingatkan para pemilih disana, yang sudah memilih keberlangsungan kepemimpinan ini, untuk bersama kita menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan Bhineka Tunggal Ika, kita bersama menuju Indonesia yang adil dan sejahtera.
Bogor, 02102019
#NKRI
