Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Si Bodrek

26 September 2019   06:20 Diperbarui: 26 September 2019   06:41 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Muda mudi ini menaiki kereta pada stasiun Pasar Minggu, mereka langsung berisik dan mengambil tempat di lorong, karena sore ini penumpang cukup padat, tanpa menghiraukan orang yang berada di sekitarnya, mereka berdua langsung tertawa-tawa dan berbicara kencang, seolah kereta sore ini hanya mereka berdua penumpangnya.

Dilihat dari penampilan dan perawakanya, mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, mungkin kelas satu atau dua SMA gitu.

"Gue besok ditempatkan di Banquet," kata si lelaki

"Berarti lho entar jam kerjanya ngak pasti lagi ya," celetuk si wanita

"Padahal gue, sudah senang di tempat yang sekarang, pertama gue bisa liat elo, kedua gue senang banyak pengunjung yang ngak bisa kasih duit tapi kasih gue sosis," kata si lelaki

"Iye, tamu hotel nya sih sedikit kemarin, Cuma makan paginya lama amat, apalagi yang satu keluarga tadi, dari jam tujuh duduk sampai jam delapan tiga puluh coba, semua makanan dirasa, sampai cape gue ngambilin piring bekas makannya," lanjut si lelaki

"Kite tinggal satu bulan lagi ye praktek di sono, bulan depan kita sudah masuk sekolah lagi,"

Nah benar dugaanku mereka masih anak sekolahan, yang sedang praktek kerja lapangan, rupanya mereka dapat praktek di sebuah hotel, mungkin di seputaran stasiun Pasar Minggu, karena mereka naik dari stasiun itu.

"Tadi pagi, si bapak ambil sosis empat, tapi yang dimakan cuma dua,  untungnya duanya masih bersih ngak di apa-apain jadi lumayan buat gue," kata si lelaki

Kereta melaju terus, kali ini sampai Pondok Cina, aku terus mendengarkan mereka berbicara, karena sangat kencang sekali, aku rasa jarak dua meter saja masih jelas terdengar, apalagi aku dengan mereka hanya berjarak sekitar lima belas centi meter saja.

"Eh, Elu kan kenal sama si Bodrek ?" tanya si wanita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun