Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidayah

24 September 2019   19:44 Diperbarui: 24 September 2019   19:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengaji, melantunkan ayat suci Al-Qur`an di telinga kananya, kadang aku hanya berdo`a untuk kesembuhanya, itu yang bisa aku lakukan.

Menurut dokter, dia kebanyakan minum alkohol, dan ada penyakit lain yang menyebabkan dia seperti ini, ini adalah hari kelima, saat kumandang azan magrib terdengar sayup dari luar, aku mengajak ayah dan ibunya untuk sholat bersama, di mushola rumah sakit.

"kamu jadi imam ya, saya sudah lama tidak melaksanakan sholat," kata ayahnya

"Baik, pak, bapak qomat ya,"

"Kamu saja."

Jadilah aku Qomat dan langsung sebagai imam di sholat magrib ini, kami hanya bertiga di ruangan ini untuk melaksanakan sholat magrib.

Selesai sholat magrib, terdengar isak tangis di belakangku, ayah dan ibunya sedang menangis, menyesali apa yang telah mereka lalaikan, ayahnya hanya fokus mencari uang, ibunya penuh memanjakan, mereka lupa memberikan "Pendidikan dan Pembinaan" terhadap putra mereka.

Sang ayah berjanji di hadapan Allah dengan linangan air mata, akan mendidik dan membina anak mereka dan akan melaksanakan perintah-perintah Allah yang sudah lama mereka tinggalkan, begitu juga sang ibu dengan linangan air mata bersimpuh di hadapan Allah, akan selalu melaksanakan perintah Allah dan mendidik putranya dengan baik.

Allah menjawab do`a kami, saat kami kembali ke ruang ICU, ia sadar, ia membuka matanya, ia menitikan air matanya, ia berkata " ayah, ibu, maafkan aku."

"Aku sudah jauh meninggalkan ajaran agama."

"Maafkan ayah, maafkan ibu juga, ayah dan ibu berjanji akan membangun kembali rumah tangga kita, sesuai dengan ajaran agama islam yang kita anut."

Bogor, 24092019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun