Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menapak Jejak Kejayaan Banten

24 Juni 2019   13:01 Diperbarui: 26 Juni 2019   18:27 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Kompasianer, kali kedua saya ke sini saat Sholat Jum'at, dan kali ketiga pada malam hari satu syuro, banyak sekali pengunjung yang berziarah. Masjid ini dijadikan Pemerintah Banten sebagai salah satu cagar budaya yang ada. Penduduk sekitar sini menyebutnya Masjid Banten.

Saat malam hari saya ke sini, ada peziarah dari Madura, Pandeglang, dan Bogor. Mungkin banyak lagi yang lainnya, saya kebetulan hanya bertanya dengan mereka yang duduk-duduk beristirahat di dekat saya.

Ada dua versi yang menceritakan siapa arsitektur yang merancang pembangunan masjid ini, yang pertama mengatakan masjid ini dibangun oleh arsitek keturunan Tiongkok yang bernama Tjek Ban Tjut, sedang versi yang lain menyebutkan masjid ini diarsiteki oleh Raden Sepat dari Demak.

Kompasianer, malam itu saya mencoba sholat secara berpindah-pindah. Saya sholat dua rakaat pertama ada di serambi kiri, kemudian dua rakaat lagi di serambi tengah, dan dua rakaat lagi di serambi kanan, setelah itu masuk ke dalam masjid.

Di sisi kiri serambi masjid terdapat makam Pahlawan Sultan Ageng Tirtayasa, dan makam keluarga kerajaan. Di dalam masjid berbentuk bujur sangkar, dengan beberapa tiang penyangga, juga terdapat mimbar di dalamnya.

Adapun menara di bagian depan, memiliki ketinggian 24 meter dan memiliki diameter 10 meter, dibangun oleh orang Belanda yang masuk Islam bernama Hendrik Lucaszoon Cardeel pada tahun 1629 atas perintah Sultah Haji.

Dulu fungsi menara ini sebagai bilal kalau mengumandangkan azan, juga berfungsi sebagai menara pengawas, dan tempat persembunyian senjata. Dahulu jarak antara pantai dengan masjid kurang lebih 1,5 km namun terjadi pendangkalan sehingga jarak pantai jauh sekali sekarang dari masjid.

Hayoo, Jelajah Indonesia.

Bogor, 24062019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun