Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menapak Jejak Kejayaan Banten

24 Juni 2019   13:01 Diperbarui: 26 Juni 2019   18:27 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Kompasianer, kali ini kami masih berada di kawasan Banten Lama Kabupaten Serang. Setelah tadi kami ke Benteng Speelwijk, kali ini kami menyusuri Keraton Kaibon. Letaknya di pinggir jalan sebelum memasuki museum Banten Lama.

Keraton Kaibon tepatnya berada di Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen. Jalan menuju lokasi ini sudah dibeton mulai tahun 2015 secara bertahap.

dokpri
dokpri
Keraton Kaibon merupakan salah satu bangunan cagar budaya Provinsi Banten. Dari buku dan penjelasan yang diberikan oleh petugas di museum dijelaskan, keraton ini dibangun pada tahun 1815. Keraton Kaibon dibangun untuk tempat tinggal, bukan untuk pusat pemerintahan. Dari sejarah yang ada, keraton ini adalah tempat tinggal Ratu Aisyah, karena saat itu Sultan Banten ke-21, Sultan Syaifuddin masih berumur 5 tahun.

Kami ke sini menggunakan kendaraan roda empat, dan masuk sampai lokasi. Tidak ada penjaga, hanya terdapat beberapa anak muda yang sedang melakukan kunjungan dan berswafoto. Tidak dirawat sama sekali. Semoga tidak ada tangan jahil yang merusak cagar budaya yang sangat sarat dengan sejarah ini.

dokpri
dokpri
Luas keraton ini disinyalir 4 hektar, dibangun dari bahan batu bata yang terbuat dari kapur dan pasir. Bangunan banyak yang hancur, yang tersisa adalah pondasi-pondasi dan beberapa pilar-pilar yang masih utuh.

Ada satu tempat seperti mimbar yang masih utuh, sepertinya ini difungsikan sebagai mushola atau masjid dahulunya. Ini hanya perkiraan saya saja karena tidak ada satu orang pun yang ada di sini tempat kami untuk bertanya.

dokpri
dokpri
Keraton ini dihancurkan oleh Belanda pada tahun 1832, yang dipimpin oleh Gubernur VOC saat itu, Daendels. Hal ini dilakukan karena Sultan Syaifuddin menolak dengan keras permintaan Daendels untuk meneruskan pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan. Bahkan utusan jendral Daendels yang bernama Du Puy dibunuh Sultan dan kepalanya dipenggal lalu dikembalikan kepada Daendels yang tentunya marah besar. Maka dihancurkanlah Keraton Kaibon sehingga menjadi seperti ini, tinggal puing-puing.

Keraton Kaibon dibangun menghadap barat dengan kanal di bagian depannya. Katanya kanal ini berguna sebagai alat transportasi menuju Keraton Surosowan yang jaraknya tidak begitu jauh, terletak di sebelah utara Keraton Kaibon.

dokpri
dokpri
Melihat dari puing-puing yang ada dan dua keraton sebelumnya, terlihat jelas kejayaan Banten dahulu. Sayangnya penjajah yang bernama Belanda menghancurkannya.

Kompasianer, kalau mau melihat dan menjelajah di Banten lama. Perlu waktu satu atau dua hari, untuk menjelajah sisa-sisa kejayaan Banten masa lalu. Konon tempat ini banyak yang menggunakan untuk pembuatan vlog dan foto-foto prewed.

SOROSOWAN

dokpri
dokpri
Kompasianer, setelah menjelajah Keraton Kaibon, kini kami mengajak melihat dari dekat sisa-sisa kejayaan Keraton Surosowan. Keraton ini berjarak sekitar 14 km dari pusat kota, atau dari hotel tempat kami menginap. Keraton ini tepatnya di Kecamatan Kasemen, Kawasan Banten Lama. Sampai di lokasi, agak tinggi tempatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun