Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepuluh (Balikpapan, 10 Juni 1994)

17 Juni 2019   09:06 Diperbarui: 17 Juni 2019   09:14 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Elis berfikir saat itu, berakhir persahabatan kami yang sudah kami rajut sekian tahun,  ternyata tidak, minggu kemarin dia datang kesini, tidak secerah biasanya, aku dingin saja menyambutnya.

"Dia minta maaf dengan Elis, dan kami saling berpelukan, terus Elis tanya bagaimana dengan Abang, Dia bilang dosa besar yang sudah dia lakukan terhadap Abang, dia sudah tidak pantas lagi untuk Abang, Cuma dia belum berani untuk ketemu dan menceritakan semuanya kepada Abang dalam waktu dekat,"

"Elis tanya ke Anti, apa Abang sudah tahu masalah ini, dia jawab belum tahu, tapi dia juga belum tahu apakah sahabat Abang itu ada cerita ke Abang atau tidak, yang jelas semua surat, telepon, telegram Abang dia terima, termasuk saat Abang nilpun kerumah."

"Sampai tadi pagi dia minta tolong Elis temani, jadi Elis Ijin setengah hari, Anti juga tahu Abang mutasi ke Samarinda, dan Abang ke kantornya siang tadi, dia juga tahu."

"Bilang ke Anti, Abang masih menerima dia,"

"Anti tidak bersedia Bang, dia sudah tidak pantas untuk Abang, katanya."

"Elis tahu persis, kalau sudah seperti itu, dia tidak akan goyah, Bang, Maafkan Anti ya, Bang. Dia sudah salah langkah."

"Anti juga tahu, malam ini Abang kerumah Elis."

"Makanya dia nitip ini, sebentar Bang,"

Elis beranjak, wajahnya masih ada sisa-sisa air mata, dia masuk kedalam untuk mengambil sesuatu, Yoga menghela nafas dalam dan melepaskanya perlahan, sudah habis teh sedari tadi dia pegang, diletakkannya di atas meja, dilihatnya Elis keluar dengan bungkusan amplop berwarna coklat besar.

"Anti tadi mengajak Elis ke Bank, ini kata Anti, uang pembelian rumah, Anti minta maaf lagi, katanya rumah ini dia jual kembali, dan ini ada uang-uang yang dari Abang, baik yang uang muka maupun yang cicilan bulanan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun