Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Delapan (Bali, 4 April 1992)

16 Juni 2019   07:42 Diperbarui: 16 Juni 2019   07:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Yoga berdiri, mendekati Anti menuju lemari, ingin meletakan baju kotor di lemari bagian bawah, di peluknya Anti dari belakang, disingkirkanya rambut anti yang terurai, di kecupnya tengkuk Anti, sedikit kegelian Anti agak menghindar.

Yoga membalikan badan Anti, mereka saling berhadapan, saling menempel, Yoga memeluk Anti, mencium kedua pipi Anti, dan mencium bibirnya, Anti diam saja, dia menikmati setiap rangsangan yang diberikan Yoga, terlihat Yoga semakin agresif, Anti menghentikannya.

"Sudah, Bang, takut kita kelewatan,"

Yoga melepas rangkulannya, Anti berbalik kembali membuka pintu lemari, menyusun kembali letak pakaian kotor, kemudian dia berkaca sebentar.

"Hayu, katanya mau ke pantai,"

Yoga masih terpaku berdiri di tempatnya, dia masih ingin melepas rindu bersama Anti, maklum mereka bertemu hanya satu tahun sekali, sebenarnya bisa mereka bertemu empat sampai lima kali dalam satu tahun, cuma berat di ongkos.

Mereka menyusuri pantai Kuta, sinar mentari masih terasa panas menyengat, mereka berdua tidak memakai penutup kepala, debur ombak memecah menuju pantai, beberapa peselancar dari wisatawan mancanegara memanfaatkan besarnya gelombang pantai Kuta, ada beberpa lagi yang terlihat dengan menggelar handuk rebahan di pinggir pantai, hanya memakai bra dan kolor, dengan kaca mata hitam berjemur, ada yang tengkurap ada yang telentang. Setengah berbisik seraya memandang debur ombang Anti bergumam.

"Senang dia diajak lewat sini, memandang yang pake bikini."

"Ya, kalau ngak kita pulang ke kamar saja,"

"Pasti ngambeknya bukan kalimat ini," kata Anti

"Pasti karena yang di kamar tadi, Anti hentikan," lanjutnya seraya terus berjalan menyusur pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun