Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hari Bahagia Itu (Episode 32-Tamat )

8 Juni 2019   08:52 Diperbarui: 8 Juni 2019   08:58 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Syukurlah, bisa bantu dan liat-liat nanti kalau ada yang kurang-kurang," kata Dessy

Kali ini mereka menikmati makan siang bersama, tidak ada suara, tidak ada sepatah kata-kata, udang balado, dan cumi goreng dimakan siang-siang dengan calon istri, gumam Catur, entah Dessy apa yang ada di benaknya, dia menikmati sekali makan siangnya di temani oleh Calon suaminya seminggu lagi.

Waktu satu minggu buat Catur sangat terlalu lama, mungkin ini adalah untuk yang pertama dan terkahir kali buat dia, rasa was-was, rasa suka bercampur menjadi satu, dia mengulang-ngulang bacaan ijab nanti, kadang Dessy tertawa melihatnya, kalau disini ngak seperti di tempat lain, kalau di tempat lain harus dalam satu tarikan nafas, dan lain-lain lah, kalau disini boleh sambil di baca, dan boleh saja kalau kepanjangan ambil nafas, walau Dessy berulang kali menjelaskan ke Catur, namun Catur tetap mencoba menghafalnya....."saya terima nikah dan kawinnya ...."

Tidak terasa, waktu sudah hampir menjelang magrib, Catur pamit untuk pulang dulu, disuruh Dessy untuk mandi dan sholat magrib dulu dia tidak mau, katanya masih sempat mandi dan sholat di rumah.

Malam spesial Catur membawa undangan perkawinannya ke rumah sahabat gowesnya, hanya tiga orang yang ada di tempat selebihnya sedang diluar, Catur hanya titip ke istri mereka dengan harapan semoga semua bisa menghadiri akad nikah dan resepsi perkawinanya.

Dia kerumah Doddy, sahabatnya dokter yang sampai saat ini masih takut naik pesawat, padahal usia sudah mencapai tiga puluh lima tahun.

"Jadi juga akhirnya." Kata Doddy seraya membuka undangan

"Dessy ...teh, CEO apa butik ?"

"Butik."
"CEO ka abdikan nya."

"Sembarang." Kata Catur yang diikuti tawa Doddy

Doddy mengambil handphone di sakunya dan menelpon seseorang," dimarana iye, kadiue atuh, aya ...calon pangantin didie," katanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun