Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Umroh untuk Almarhum Ayah ( Episode 29 )

2 Juni 2019   11:49 Diperbarui: 2 Juni 2019   12:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jarum jam menunjukan ke angka 11.00 waktu Masjidil Haram, Ibu Bos sudah mengetahui tempat yang di gunakan wanita untuk sholat di Masjidil Haram, tadi pagi dia sudah menemukan tempat yang sangat strategis itu, Ka`bah terlihat sempurna dari sini, Ka`bah benar-benar utuh di hadapannya, dan lurus kedapan dengan pandangan matanya adalah Multazam, dia sholat lurus dengan Multazam. 

Waktu sholat masih lama, Ibu Bos menggunakan waktu untuk membaca Al-Qur`an dia sudah memasuki juz 25, sudah diniatkan dari berangkat sampai pulang nanti minimal khatam satu kali, kini hari kedua dia di Makkah sudah memasuki juz ke 25, kalau stabil berarti bisa khatam satu kali dan bisa mengulang untuk yang kedua, atau semampunya nanti.

Semakin siang jamaah semakin banyak yang berdatangan, tempat yang tandinya nyaman karena luas, mulai menyempit dan penuh sesak, banyak beberapa jamaah yang memaksa duduk walau berdesak-desakan, padahal di tempat lain masih lowong, Ibu Bos pasrah saja, karena di bekali sabar dan sabar, sepertinya tempat ini adalah tempat favorit ibu-ibu.

Kali ini Ibu Bos, sendiri pergi kesini, setelah tadi keempat laki-laki penjaganya mencoba mencari tempat di dekat dengan Ka`bah, Ibu Bos masih membaca Al-Qur`an, setelah sedikit lelah ia menghentikan bacaannya, terlihat gadis belia yang ada disamping kanannya sedang zikir.

Sepertinya bukan dari Indonesia, mungkin dari Turki atau Irak, merasa di perhatikan si gadis berhenti berzikir, dia bertanya menggunakan bahasa Inggris, dari mana, Ibu Bos menjawab dari Indonesia, diluar dugaan Ibu Bos, si gadis bisa sedikit-sedikit Bahasa Indonesia, dia pernah tinggal 3 bulan di Indonesia, pertukaran Mahasiswa, dia dari Mesir, Namanya Akana, artinya mangkuk atau bejana, komunikasi semakin lancar saja.

"Tahun berapa di Indonesia," Tanya Ibu Bos

"Tahun 2015 bulan maret sampai awal juni 2015, saya tinggal di rumah Diana Manawi, mahasiswa dari Indonesia, dia tinggal di Makassar,"

Mereka banyak bercerita, Akana, ahli IT, wanita karier, mereka bercerita dari makanan, hiburan, dan Akana bilang dia baru satu kali ke Bogor, dan itupun waktunya hanya 3 jam, dia gunakan saat itu bermain ke Taman Hutan Raya Bogor, di Istana Bogor.

Akana mengeluarkan bungkusan dari tasnya, ada beberapa potong roti khas dari negaranya, dia sodorkan ke Ibu Bos, Ibu Bos mengambil satu, dan mengucapkan terima kasih, mereka makan roti bersama, entah dari mana datangnya tiba-tiba di depan Ibu Bos ada wanita bercadar memberikan segelas air zam-zam, Ibu Bos bilang terima kasih, entah mengerti apa tidak Ibu bercadar itu berlalu. 

Waktu sholat sebentar lagi dimulai, sementara Ibu sudah berfikir sholat nanti akan pindah lagi ketempat yang lain, dia ingin merasakan sholat di semua tempat di Masjidil Haram ini.

Sholat kali ini adalah sholat terindah yang dilakukan Ibu Bos, berbeda sekali dengan sholat-sholat yang dilakukannya di tanah air, kalau di tanah air dia lebih banyak melayang kemana-mana fikirannya, yang lebih sering adalah kalau pas lagi melaksanakan sholat, hal-hal lupa justru di ketemukannya pada saat melaksankan sholat, seperti lupa dimana menaruh HP, mencari kesana kemari, tidak juga ketemu-ketemu, tapi begitu sholat langsung mengetahui di mana HP di letakkan dan saat sholat selesai dilaksanakan, benar HP tersebut berada disitu, tapi di Madinah dan Makkah, rasa khusu di dapatkan, sangat nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun