Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Madinah (Episode 23)

27 Mei 2019   13:18 Diperbarui: 27 Mei 2019   13:33 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Semua penumpang bus terjaga saat mendengar suara Ustadz Mahrus menggunakan pengeras suara, Beliau memberitahukan sementara cukup dulu tidurnya, disampaikan bahwa beberapa saat lagi, kita semua akan memasuki kota Madinah, dan mewajibkan untuk seluruh jamaah bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, Ustadz Mahrus kemudian bersalawat yang langsung diikuti secara bersama-sama oleh Jamaah semua, "Allahumma salli`alaa sayyidinaa Muhammad wa`alaa aali sayyida Muhammad."  Terus berulang-ulang di lantunkan oleh seluruh para jamaah, sesaat kemudian terlihat cahaya lampu yang gemerlapan, dan bangunan-bangunan yang sangat megah, selanjutnya Ustadz Mahrus menjelaskan, kepada para jamaah, Itu yang terlihat di sebelah kanan Bapak-Ibu semua, itulah menara Masjid Quba, itulah Masjid yang pertama kali di bangun oleh Rasullulah SAW, tidak berselang lama Ustadz Mahrus kembali menjelaskan kepada para jamaah, Itu adalah manara Masjid Nabawi, Masjid yang sangat mempesona dimana di dalamnya terdapat Makam Rasulullah SAW, para jamaah terus bersalawat sambil mendengarkan dan melihat kearah yang di tunjuk oleh Ustadz Mahrus.

Bus yang membawa rombongan mulai perlahan merangkak, nampak di sisi kiri dan kanan depan dan belakang bus sederetan bangunan yang tinggi berbentuk kotak-kotak, deretan hotel, hampir semua hotel tidak ada tempat parkir, depan hotel langsung trotoar dan jalan utama, bus akhirnya berhenti di depan sebuah hotel yang tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, karena dari sini masih jelas terlihat menara Masjid Nabawi.

Sebelum penumpang turun, Ustadz Mahrus menyampaikan, Bapak-Ibu silahkan turun, hotel kita tepat yang berada di sebelah kiri ini, turunkan semua barang-barang pribadi, koper Bapak dan Ibu sudah ada di lobby hotel, silahkan mengambilnya masing-masing, istirahat jangan terlalu lama, karena sebentar lagi kita akan sholat Subuh secara bersama-sama di Masjid Nabawi.

Catur dan semua rombongan jamaah turun dari bus secara perlahan, Ilos terlihat sudah mencari tas yang bertumpuk rapi, terlihat sudah dua tas yang di pisahkan Ilos, berarti tinggal tiga buah tas saja lagi yang kurang, Nampak Noval ikut membantu Ilos dan dia menunjuk ke salah satu tumpukan tas, dan berkata itu om tas punya mama, Ilos menghampiri dan mengangkatnya, tidak berselang lama semua tas sudah terkumpul,  untuk pembangian kamar, Ilos Noval, Catur dan Toufiq berada dalam satu kamar, karena mereka menggunakan fasilitas satu kamar untuk empat orang, Ibu di kamar yang lain dan dia belum tahu sekamar dengan siapa saja. 

Catur menyuruh Ilos, Noval dan Taufiq untuk istirahat saja dulu di kamar, Catur menemani Ibu dulu sampai dapat kamar, tanpa di perintah dua kali ketiganya langsung mengikuti perintah untuk ke kamar, mereka berada di lantai 4 dengan nomor kamar 404, tidak berselang lama Ibu bos juga sudah dalat kamar dan dia satu kamar dengan Ibu Susi dan dua orang anak gadisnya, juga berada di lantai 4 kamar nomor 429, Catur membawa dua tas, tas dia sendiri dan tas Ibu bos, menuju kamar 429, dan berkata kepada Ibu Bos satu jam kedepan mereka bertemu di lobby hotel.

Rasa lelah yang ada hampir enam belas jam perjalanan hilang setelah memasuki Kota Madinah ini, Kota tempat dimakamkanya Nabi Besar Muhammad SAW, tidak sabar Catur menunggu satu jam untuk segera kesana, dan pertama kalinya melihat dan sholat disana, sholat dengan jutaan jamaah umroh dari seluruh dunia, begitu kamar mandi yang di gunakan Noval kosong, Catur bergegas untuk mandi, dia ingin segar dan menggunakan baju koko baru memenuhi panggilan Allah pagi ini.

Ustadz Mahrus membawa rombongan secara perlahan meninggalkan hotel dan menuju masjid Nabawi yang tidak terlalu jauh, para jamaah berebut ingin didekat Ustadz Mahrus, karna kalau terlalu jauh kurang terdengar suara ustadz Mahrus begitu juga Ilos, Catur,Noval, Taufiq dan Ibu Bos, sesampai di pelataran Masjid Nabawi ustadz Mahrus memimpin doa kemudian dia berkata, untuk yang laki-laki pintu masuknya banyak, silahkan nanti di pilih, sedangkan untuk wanita pintu masuknya terbatas, nanti yang laki-laki masuk silahkan melalui pintu itu, ustadz Mahrus menunjuk salah satu pintu, nanti yang wanita ikut saya dulu saya tunjukan pintu masuknya, kita semua nanti kalau sudah selesai bertemu lagi di sini pukul 07.00 pagi, instruksi ustadz Mahrus cukup jelas, tidak ada satu jamaahpun yang bertanya, sebelum semua melaksanakan instruksi ustadz Mahrus menambahkan untuk tempat wudhu berada diluar, kini beliau menunjuk kearah, ke salah satu bagunan yang berada di pelataran Masjid, semua jamaah bergegas memasuki Masjid dan para wanita berjalan lagi mengikuti ustadz Mahrus.

Sebagai orang yang baru satu kali melihat bagaimana keadaan di dalam Masjid Nabawi semua memandang takjub, melihat sekeliling, kemudian mereka semua maju terus kedepan untuk mengisi syaf yang ada di depannya. Tak berapa lama terdengar kembali suara alunan Azan yang sangat nikmat sekali, selama ini mereka hanya mendengar di TV, di handphone dan di komputer suara azan semerdu ini, tapi kini mereka mendengarnya secara langsung, sangat menyejukkan dada.

Selesai sholat, zikir dan do`a jamaah laki-laki keluar perlahan, maklum baru hari pertama masih takut-takut kalau nyasar, jadi kalau satu orang jalan kemana yang lain mengikuti, dari  42 orang jamaah, laki-laki berjumlah 25 orang dan sisanya wanita, mereka langsung menuju tempat yang di perintahkan ustadz Mahrus untuk berkumpul lagi, mereka duduk-duduk sambil menunggu para wanita, terlihat payung-payung yang ada di halaman masjid masih tertutup belum terbuka, sebagian saling berfoto, berselfie ria, ada yang menelpon keluarga di tanah air, bahkan ada yang siaran langsung, melaporkan ke sanak family dan kerabat di tanah air, tak terkecuali Catur, diambilnya handphone nya tapi dimasukanya kembali karena tidak ada jaringan dan dia lupa membeli nomor dari sini yang di tawarkan di bus, Catur berdiri hanya memfoto semua yang ada di sekitarnya, sesekali dia menyuruh Noval dan Taufiq untuk difoto, terkadang disuruhnya Ilos ikut bertiga, kini giliran Catur yang bergaya, diserahkannya HP nya ke Ilos untuk dia berselfie ria sendiri dan bergabung bersama Noval dan Taufiq.

Tak berselang lama rombongan ibu-ibu bergabung, Ustadz menghitung jumlah jamaahnya, kemudian dia bilang, setelah ini silahkan untuk kembali kehotel untuk sarapan, sarapan sudah disediakan, nanti lihat travel kita ya, jangan makan milik travel yang lain, sarapan pagi, makan siang dan makan malam tempatnya disitu terus, jam 8.30 nanti kita kembali berkumpul di lobby hotel, nanti kita akan sholat dhuha di lanjutkan ke makam Nabi, nanti yang wanita akan ada pembimbing yang wanita, sama ustadzah Neneng, nanti yang laki-laki sama saya, setelah itu acara bebas silahkan kalau mau kemana-mana tapi saran saya jangan pergi sendiri, minimal 2 orang atau 3 orang, kalau tidak ada pertanyaan mari kita sama-sama kembali ke hotel.

Catur berdiri mendekati pak ustadz Mahrus, sedikit berbisik, kemudian ustadz Mahrus mangut-mangut tanda setuju, Catur mendekati Ibu bos, meminta untuk diam dulu tidak beranjak menuju hotel, kemudian Catur meminta Ilos, Noval dan Taufiq untuk menuju hotel bersama rombongan dan sarapan pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun