Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Galau Level Dewa (Episode 18)

21 Mei 2019   06:45 Diperbarui: 21 Mei 2019   07:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Suara adzan Shubuh terdengar sayup-sayup di koridor jalur tiga Stasiun Gambir. Penantian ini sepertinya menjanjikan banyak hal, sesuai jadwal pagi ini Catur menjemput kedua orang tuanya dari kampung menuju Bogor untuk melakukan pinangan, jadwal sudah diatur dua minggu yang lalu, pihak keluarga Dessy pun sudah diberi tahu, pagi ini Catur sengaja cuti satu hari untuk kegiatan ini, dia juga meminjam mobil operasional kantor untuk menjemput kedua orang tuanya. Tidak berselang lama ada pemberitahuan dari pengeras suara, kereta yang membawa kedua orang tua Catur akan memasuki stasiun dalam waktu beberapa saat lagi.

Suara Iqomah cukup jelas terdengar dari tempat Catur berdiri, ia ingin melaksanakan sholat Shubuh namun takut kedua orang tuanya nanti malah kebigungan mencari dia, akhirnya di putuskan untuk menunggu kedatangan kedua orang tuanya dulu baru sholat Shubuh.

Terlihat riuhnya penumpang yang turun dari gerbong tiga kereta yang di tumpangi kedua orang tua Catur, Catur merapat perlahan menuju gerbong tiga, karena ia melawan arus, dimana orang ingin keluar sementara Catur kearah masuk. Terlihat satu dua penumpang saja yang keluar, namun kedua orang tua Catur belum terlihat batang hidungnya, Catur mencoba merapat menuju gerbong tiga yang hanya satu dua penumpang saja yang lewat, tak lama terlihat dua orang yang sudah sepuh keluar perlahan dari gerbong, Catur segera menghampiri, di peluknya ayahnya, diciumnya tangannya, setelah itu hal yang sama dia lakukan ke Ibunya, diambilnya sebuah tas tentengan yang di pegang ayahnya, kemudian perlahan meninggalkan gerbong.

"Bapak sama Ibu pasti belum sholat, kita sholat Shubuh di stasiun sini saja ya." Pinta Catur.

"Ia, bapak sama ibu belum sholat, tapi kita ke toilet dulu ya," pinta ayahnya

"Di mushola nanti ada toiletnya pa." Kata Catur

Berjalan bertiga perlahan menuju mushola, Catur menanyakan keadaan keluarganya di kampung, bapak dan ibunya mengatakan semua dalam keadaan sehat dan baik,   ternak bebek mereka juga lumayan pesat berkembangnya, hanya padi yang gagal panen, karena banjir beberapa hari lalu, jelas kedua orang tuanya.

Selepas Shubuh kembali Catur bertanya kepada orang tuanya, mau sarapan apa, di jawab terserah saja kalau bisa yang hangat-hangat, tadi di kereta dingin sekali kata bapaknya seraya merapikan jaket yang dikenakannya.

"Kita nanti sarapan di rest area Cibubur saja ya,"

"Terserah Catur." Kata bapaknya.

Di dalam perjalanan bapaknya menanyakan, bagaimana keadaan Dessy, bagaimana tanggapan keluarga Dessy dengan rencana prosesi pinangan besok, bagaimana keadaan anaknya Dessy, di tanya bertubi-tubi, Catur hanya menjawab, baik dan semua sudah siap. Sebagai orang tua, dengan jawaban Catur seperti itu bapaknya tahu, ada sesuatu karena berbeda saat Catur menelpun orang tuanya kalau bercerita tentang Dessy dan anaknya, apalagi saat meminta kedua orang tuanya untuk meminang Dessy, sangat bersemangat dan berapi-api, tapi kali ini Catur menjawabnya dengan dingin, sedingin keadaan di dalam gerbong kereta, kata hati ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun