Pukul tujuh pagi, matahari memancarkan sinarnya siap-siap beraktifitas, sama seperti Catur yang siap-siap menuju tempat kerjanya, wajahnya begitu sumringah, kali ini tidak seperti biasanya, kalau sarapan pagi dia sampai kantor baru pesan dengan Bang Ilos, tapi kali ini dari rumah sudah dia telpun Bang Ilos untuk membelikan sarapan lontong sayur kesukaannya, dan dia minta pakai uang Bang Ilos dulu.
Nanti sesampai di kantor baru di ganti, dan seperti biasa, bang Ilos dapat bagian juga satu porsi. Sebelum berangkat tidak lupa Catur membawa kado buat si bos, karena hari ini hari ulang tahun sibos ke empat puluh satu.
Waktu masih menunjukan pukul tujuh dua puluh dua menit sesampai Catur diruangannya, artinya perjalanan dari rumah ke tempat kerja lebih kurang dua puluh menit saja kalau pagi hari, tapi kalau siangan dikit bisa mencapai empat puluh lima menit karena macet. Â Sebelum menuju keruangannya dia bertemu dengan Bang Ilos, di ambilnya uang di dompet sebesar lima puluh ribu dan diserahkan ke Bang Ilos.
Lontong sayur dan teh panas sudah tersedia  di atas mejanya, diletakkanya kado untuk pak bos, di meja kerjanya dan melahap sarapan paginya dengan wajah masih sumringah.Â
Diambilnya handphone dia mencoba menghubungi Dessy, nada panggil ada tetapi tidak diangkat, berselang dua menit Catur mencoba lagi menilpun Dessy masih terdengar nada dering tetapi lagi-lagi tidak diangkat.
Catur meletakkan Handphone nya di meja kemudian dia hidupkan komputer, proses komputer hidup masih berlangsung Catur keluar ruangan menuju keruangan Bu Dita.
Dari keterangan staf Bu Dita, disampaikan Dita belum datang. Bersamaan itu handphone di ruangan Catur berbunyi, rupanya Dessy menilpun balik, tetapi tidak ada sahutan dari Catur.
Dessy membuka WhatsApp dan dia tulis di situ.
Assalamualaikum
Maaf, tadi masih di kamar mandi
Ada apa ?