"Ayahnya Azka meninggal sakit atau apa ?"
Dessy menarik nafas panjang mendengar pertanyaan Catur, walaupun dia memperbolehkan Catur untuk bertanya, dan sudah dia perkirakan Catur akan menanyakan ini, namun saat ditanya hal ini, ia jadi sedikit sedih juga.
"Kalau memberatkan, jangan dijawab sekarang." Kata Catur karena dia mendengar tarikan panjang nafas Dessy.
"Ayahnya meninggal, kecelakaan pesawat beberapa tahun lalu, sampai sekarang kami pun belum menemukan jasad ayahnya Azka." Lanjut Dessy
"Kasian Azka, dia masih belum mengerti." Kata Dessy
Pembicaraan terhenti sejenak, Catur bingung harus memulai dari mana lagi agar suasana tidak larut dalam kesedihan, sementara dia ingin pedetake ke Dessy.
"Dessy sudah lama buka butik ?"
"Baru, tidak lama setelah ayahnya Azka meninggal, tadinya saya kerja di Perusahaan Swasta."
"Ini modal butik dari penerbangan yang jatuh itu memberikan, sebagai santunan untuk ahli waris, saya fikir biar deket dengan Azka ada baiknya saya buka butik, jadi ngurus butik dan Azka aja."
"Jadi ngelantur kemana-mana omongnya." Lanjutnya
"Catur ada apa telpun, ntar pacarnya tahu, ribut, lho !!