Saya belum pernah jatuh cinta, dulu waktu SMA pernah dekat dengan seorang teman sekelas, tapi saya belum berani untuk mengutarakan bahwa saya menyukainya, saat kuliah ada seorang adik tingkat yang saya sukai, tapi keburu di ambil teman karena saya memang takut untuk memulai, begitu lamunan Catur akan masa lalunya tentang kedekatan dengan wanita.
Saat ini usia Catur sudah 31 tahun, usia yang sudah pantas untuk berumah tangga, pekerjaan sudah ada, penghasilan tetap sudah ada, tapi pendamping hidup yang belum dimiliki. Catur tidak memiliki keberanian untuk mengutarakan perasaannya terhadap wanita, ia sepertinya tipe penunggu, menunggu wanita yang mengatakan "Catur Aku Cinta kamu"
Kali ini dia ingin berbicara dengan seorang "Janda" yang tadi siang di temuinya di butik, dia masih menimbang-nimbang apakah Dessy juga punya perasaan yang sama seperti dia rasakan. Catur beranggapan kalau ngomong di tilpun dia tidak perlu menggunakan Bahasa tubuh atau kontak mata seperti sedang mengobrol secara bertatap muka.Â
Catur berfikiran inilah waktu yang tepat untuk menelpon Dessy, Catur ingin mengutarakan niat hatinya, walau Catur menyadari mereka baru beberapa kali bertemu, bahkan belum mengenal sifat satu sama lain, ini adalah waktu dan tempat yang tepat untuk mengutarakan isi hatinya, bertempat di kamar tidurnya, dan waktu baru menunjukan pukul 20.00.
"Assalamulaikum."
"Waalaikum Salam." Sahutan dari seberang sana
"Maaf malam-malam, mudahan tidak mengganggu."
"Ngak ini masih di butik lagi siap-siap mau tutup."
"Oh,...ya udah siap-siap tutup aja dulu, nanti di telpun lagi."
"Sekitar 15 menit lagi, ya."
"Kalau 15 menit ngak bisa," kata Catur